Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011

Bersyukur Itu Indah

Gambar
Terlalu banyak yang kita tuntut dari kehidupan Saat orang-orang miskin menatap sedih atas kemewahan orang-orang kaya yang bergelimang harta tahukah kita bahwa mereka tak selalu tenang karena hartanya kerap kali kejenuhan datang karena sepinya jiwa Ketika orang-orang bodoh menatap iri kepada orang-orang pintar tahukah kita bahwa orang pintar tak selalu nyaman Terkadang kepintaran mereka dimanfaatkan orang lain untuk hal yang tidak-tidak Saat orang-orang yang tak punya fisik yang indah dengan penuh harap menatap kepada mereka yang diberikan kesempurnaan olehNYA tahukah kita bahwa mereka tak selalu tenang dengan kecantikannya terkadang setan menari2 menggoda keteguhan prinsip mereka belum lagi rayuan dari mereka yang memuja-muja kecantikan lahiriah semata Tak ada yang indah jika kita selalu menuntut Saat orang pedesaan terkagum dengan kecanggihan teknologi saat itu pulalah orang perkotaan merindukan kembali kepada alam tentang semilir angin lambaian dedaunan kicau bur

Secarik Kertas Setelah Reuni

Gambar
Angin bertiup semilir Harum ilalang menggelitik Terbangkan aku dalam angan Tentang memori bertahun-tahun silam                *** Teng...teng...teng... Suara lonceng pecahkan keramaian Kita berlari berhamburan tak terarah Kaki-kaki kecil bertabrakan kesana-kemari Opak sambal dari kantin jatuh ketanah Es lilin yang mencair ditangan tak sempat termakan Pria-pria kecil berpeluh membawa bola Menyampirkan kemeja putih ke atas bahu Lucu... saat itu lucu ya kawan... Hak sepatu ibu guru menggema di ruangan Satu persatu wajah kita mulai serius Debu kapur tulis tak halangi impian Tangan tangan kecil mengacung keatas Berlomba menggapai harapan Dengan penuh senyum bu guru hamparkan kasihnya Indah...saat itu indah kawan... Saat waktu terus berputar Kita mulai sadar semua ini ada akhirnya Enam tahun sebelumnya bocah-bocah ingusan berebutan Ingin jadi kesayangan guru dan teman-teman Saat itu kita tahu, Kita harus melangkah ke masa depan Kawan... *** Hari ini kita bertem

Sepetak Tanah Setan

Gambar
Paras bugar nan kekar Tertumpu harapan tuk jadi kenyataan Jiwa-jiwa yang bebas Berharap terbang dan lepas Menari-nari di lembah curam Perlahan menuruni jurang yang kelam Tinggal hawa nafas yang terpana Meihat jiwa raga yang hilang Di balik sepetak tanah setan Tersungging senyuman nan menawan Mencoba menjarahi jemari tangan Sekali lagi birahi tertawa-tawa Menjamahi deretan daging bernama badan Di atas sepetak tanah setan Gigi-gigi biru menyeringai lebar Terpesona pada keindahan neraka yang dikata surga Terlena akan bunga dunia Yang dalam sekejap akan menghancurkan dirinya Di bawah sepetak tanah setan Terduduk menunggu takdir Percaya pada mimpi yang telah terkubur lama Dan percaya akan kembali untuk menjadi miliknya lagi Di atas sepetak tanah setan Sepetak tanah itu kini menjelma Menjadi penghancur satu generasi muda Membunuh jiwa-jiwa tak berdosa Untuk mulai menjelajahinya Mengotori nafas-nafas suci Untuk ikut menjejak

Merampok Tuhan

Gambar
Kehidupan dunia fana telah membutakan matamu Iming-iming duniawi melenyapkan tujuan akhirmu Yang kepada Dia lah kau kan kembali Yang hanya DIa lah pemilikmu nan hakiki Dalam setiap sujudmu kau minta pada-Nya Nikmat, kebahagiaan, rezeki Bahkan dengan berani kau meminta pada-Nya Cinta dari sesama makhluk-Nya! Lalu setelah kau dapatkan semua Bukankah kau  tinggalkan Dia? Bukankah kau telah merampok-Nya? Kau sibukkan diri dan menduakan Dia Dengan uangmu (apa kau pikir uangmu yang memberi nafas?) Dengan proyekmu (apa kau pikir proyekmu yang memberi rezeki?) Dengan rekanmu (apa kau pikir mereka yang meridhoi hidupmu?) Dengan istanamu (apa kau pikir itu tempat kembalimu?) Hidup ini hanya sepermilisekon di sisiNya Pantaskah dengan sangat rajinnya kau rampok Dia? Seharusnya setiap detik kau mengucap syukur Atas waktu, nafas, rezeki yang tak perlu kau beli Bahkan seharusnya kepalamu tak sempat mendongak Karena lebih pantas kau bersujud sepanja

Cici Udah Besar, Bun

Gambar
Cici udah besar, Bun Sudah bisa pakai baju sendiri Saat itu bunda tersenyum Bunda masih ingin menyentuh kulit halusmu, Nak Menepuk bahumu untuk selalu menguatkanmu Cici udah besar, Bun Sudah bisa suap nasi sendiri Saat itu Bunda menangis Bunda masih ingin mengelap bibirmu Yang berselemak roti dan selai Sembari usapkan cinta dan kelembutan Cici udah besar, Bun Bun, ada cowok yang nembak! Saat itu bunda tertawa Namun hati bunda diselimuti kekhawatiran Bunda takut ia jahat kepadamu Bunda tak ingin kau tersakiti nak Cici udah besar, Bun Sudah punya pilihan dan ingin menikah Malam itu bunda menangis Bangga, haru, bahagia bercampur menjadi Satu Bunda sadar bukan lagi gadis kecil Yang setiap pagi bunda kepang rambutnya Yang setiap pagi bunda ikatkan tali sepatunya Yang setiap pagi bunda cium keningnya Bunda berkalung syal rajut Duduk sendiri di kursi goyang Bunda rindu menyuapimu dan menciumimu dalam lelapnya tidur Kapan lag

Diva dan Lampu Sorot

Gambar
Sang diva, Bermandikan lampu sorot dan kemilau cahaya Di tengah gegap gempita riuh tepuk manusia Busung dadanya barang sekejap Rekah senyumnya barang sesaat Lampu sorot itu bermain dengan sang diva Dihiasinya yang biasa menjadi istimewa Berpadu ide dan karya manusia Tapi ia tahu Diva tak pernah merasa semanis itu Ototnya sudah lelah menegang Nyaris tak ada waktu luang Bahkan yang terasa hanya badan berhias tulang Padahal diva cantik dengan tinggi menjulang Yang mereka tahu diva dan lampu sorot bersahabat Yang mereka tahu diva dikenal dan banyak kerabat Yang mereka tahu diva kini kaya raya berlimpah harta Sungguh, diva tak pernah berkata tentang ini Sakit, lelah, kecaman kadang ancaman datang Diva dan lampu sorot seperti tautan kebohongan belaka

Belajar Kasih Sayang dari Dua Ekor Kucing

Gambar
Apa yang bisa kucing ajarkan tentang cinta dan kasih sayang? Cerita dua kucing ini mungkin bisa menjelaskannya... Waktu itu hujan deras, dua kucing kecil yang sepertinya ditelantarkan pemiliknya kami dapati di depan rumah. Awalnya kucing ini nggak niat dipelihara tapi akhirnya karena terlalu dimanja, dua kucing ini jadi kayak peliharaan. Mereka gak bisa mandiri plus nggak bisa kabur kemana-mana. Sampe 3 minggu kucing ini belum dikasih nama. Sebut aja Upin yang bermata biru dan Ipin yang bermata coklat. Aku nggak terlalu suka sama Upin Ipin, karena nakal, suka manjat-manjat celana orang plus ngelendotin. Tiba-tiba si Upin gak sengaja ketabrak. Si Ipin langsung muter-muter gak jelas di halaman. Mungkin sebenarnya dia nggak ngerti, sempat-sempatnya Ipin minum susu dulu sementara mata Upin udah ngebelalak seolah-olah mati. Tiba-tiba Ipin datang dan ngelilingin badan Upin, diciuminya badan Upin. Ipin juga mendorong-dorong kaki lemah Upin berharap saudaranya itu bangun. Saa

Diuji Allah Berarti Naik Kelas

Gambar
Biar naik kelas butuh ujian Enak nggak kalo seandainya selama sekolah kita nggak pernah ujian? Pasti nggak seru ya? Apa tantangan dan motivasi kita coba? Asiknya ujian itu kalo pas masa tegang nunggu soal dan lembar jawaban, terus serunya contek-contekan (buat beberapa pihak ya…) Nah, gitu juga hidup! Kalo nggak ada ujian yah mana ada bunga-bunga kehidupan ini. Tapi ujian dalam kehidupan itu asik tau… Kalo kita nggak tau jawabannya, kita boleh minta jawaban sama Allah. Bahkan Allah yang akan membimbing kita. Coba kalo ujian di sekolah, emang boleh nanya sama guru? Enggak kan ya? Kita juga boleh  nyontek dalam ujian kehidupan. Nyontek sama para nabi dan rasul, nyontek kesabaran para sahabat yang Masya Allah! Ketegarannya luar biasa… Lah, kalo ujian di sekolah, ketahuan nyontek bisa digaplok ya? Hehe… Islam itu luar biasa, dan Allah yang super ruarr biasa! Semua ujian itu akan ada nilainya di mata Allah SWT. Apa itu? NAIK KELAS!!! Yey… Aku banyak bersyukur di umurku

Thank God, Im not Beautiful

Gambar
Is it a mistake if im not beautiful? Suatu hari aku dan seorang sahabatku duduk di becak mesin, kami baru saja berbelanja perlengkapan dekorasi untuk kepanitiaan di sekolah. Kalau berkaca, aku dan dia pasti sangat berbeda. Yang paling mencolok adalah aku berkulit gelap sementara ia berkulit putih, aku yang tidak cantik sedangkan ia begitu cantik. Dari luar pastilah orang tidak akan menyangka kalau kami ini berteman sangat dekat. Aku sering mencandainya dengan mengatakan, “Kau cantik, tapi kenapa sering sakit sih?”. Dan jawabannya saat itu membuatku tak bisa lupa, “Karena aku yang seperti inilah, aku bisa berdiri disini sekarang”. Ya, saat itu ia menjabat sebagai ketua Dekorasi sedangkan aku wakilnya. Kata-kata ini selalu membangkitkanku kala aku terjatuh. Sering kusesali dan bertanya pada Tuhan, “Mengapa aku tidak terlahir cantik?”, “Andai saja aku boleh meminta terlahir sebagai apa…”. kata ini nyaris menghinggapi perasaanku yang sedang dirasuki setan juga sepertiny