Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Jangan Tertawakan Impian Menikahku

Gambar
Pertama kalinya terpikir untuk nikah muda itu waktu duduk di bangku Aliyah, tepatnya di kelas XI. Apa yang membuat aku memutuskan untuk nikah muda? Banyak! Pertama , aku banyak membaca buku-buku yang memotivasi untuk enggak pacaran sampai nikah. Awalnya aku ngetawain buku-buku ini karena menurutku mustahil orang nggak pacaran. Tapi akhirnya buku-buku sejenis ini jadi santapan lezatku. Dan MAHA BESAR ALLAH, yang nunjukin aku untuk ngebaca buku itu dalam waktu berdekatan. "Cuma baca buku doang kale, Put..." Iya memang cuma baca buku, tapi aku yakin kalau bukan karena kehendak Allah, aku enggak akan 'berjodoh' sama buku-buku ini plus enggak akan bisa kubaca pada saat yang tepat. Saat Allah ingin membalikkan hati dan pikiranku saat itu. Alhamdulillah. Buku-buku yang aku baca itu antara lain, "Proklamirkan pernikahan, bukan pacaran            RECOMMENDED. Buat kalian yang pengen masa mudanya berisi hal-hal yang bermanfaat. Banyak lagi seb

Kepada Engkau, Imamku

Gambar
Bismillahirrahmanirrahim, Kepada engkau yang akan menjadi imamku kelak Sekalipun aku tak tahu engkau dimana, semoga Allah selalu melindungimu agar engkau senantiasa semakin taat padaNya dan istiqomah pada agamaNya. Kepada engkau, imamku Pagi ini kudapati sebuah postingan di halaman muka buku, tentang lelaki dan kehormatan perempuan isinya "Karena kami para pemuda, apabila mendapatkan seorang gadis seperti kamu tidak pernah berangan-angan untuk menjadikannya seorang istri. Karena wanita yang sudah berani pergi bersama seorang pemuda asing serta telah mencabik-cabik tirai keluarganya (tidak menjaga nama baik keluarga) tidak pantas untuk dijadikan seorang istri. Mungkin saja dia akan melakukan hal yang sama pada pria lain" Kepada engkau, imamku Aku telah menjaga diri dan jiwa ini untuk menjadi milikmu seorang. Jika kau adalah satu-satunya, orang terakhir sekaligus yang terbaik dalam hidupku maka tidak akan kubiarkan kau mendapat sisa. Entah itu sisa cinta maupun

Santri Kangen Pondok

Gambar
Kemarin baru main ke pesantren, nonton Panggung Gembira nya adek2 kelas. Panggung Gembira ini semacam Pentas seni tapi besar-besaran. Ini menjadi sunnah pesantren setiap tahunnya. Abis nonton Panggung Gembira, aku jadi rindu masa-masa kelas 6. Saat-saat terakhir sebelum jadi alumni. Ternyata udah banyak yang berubah dari kita semua, dari pesantren juga. Masa-masa terakhir di pesantren ituuu, sesuatu! Kalau ditanya, masa apa yang paling ingin kuulang yaa masa2 di pesantren. Saking serunya susah untuk menceritakan semuanya, karena dijamin bakal panjang banget. So, i just post them... Alumni ke-19 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Semua jumlahnya 234 orang. Nggak percaya? boleh hitung satu-satu Ini dia angkatanku, namanya IKRH 619. Yang pasti kalau disuruh balik ke pesantren tapi tanpa mereka semua ya rasanya sama aja. Karena serunya itu pas bareng kawan-kawan semua,, :'( Ada cerita lucunya juga nih, waktu dinyatakan naik ke kelas 6 kita semua berjumlah 234 orang. Angk

Jurnalis Mepet #Kebakaran #Pabrik #Amplas

Gambar
Hari ini, Senin 24 September di dekat rumah aku ada kebakaran pabrik karet. Awalnya aku lagi duduk-duduk di depan laptop sambil ngerjain tugas buat besok, jam masih menunjukkan sekitar 20.30 WIB Tiba-tiba mamak pulang sambil ngklakson-klakson berkali-kali, dan mamak bilang "Kalian tenang-tenang duduk disini, itu tengok ada kebakaran" Aku yang lagi bukain pintu langsung lari ke luar rumah, dan langit sudah memerah. Panik. Aku langsung ngetweet dengan informasi yang masih abu-abu. Aku dan adik yang sama-sama jurnalis langsung cari alat untuk reportase, aku ambil handycam yang udah lowbat (karena dipakai adek dua hari full) sedang adek milih pakai kamera handphone. Aku udah panik dan ga sempat bawa handphone. Kita langsung bonceng tarik tiga sama ayah, Jalanan dekat rumah sudah macet karena kebakarannya memang dekat banget dari rumah. Ditambah lagi TKP dekat dengan terminal Amplas yang terkenal sangat aktif transportasinya. Kita memotong jalan dari rumput, lalang, bec

Malam Minggunya Jomblo'ers

Malam ini, malam minggu. Disebut 'Satnite' bagi yang punya pasangan dan akan menjadi 'Sadnite' bagi yang jomblo Ckckck... Sepertinya jomblo cuma jadi Objek Pelengkap Penderitaan yaaa, hehehe... Tapi aku nggak pernah sedih tiap malam minggu tiba Siapa bilang jomblo gak punya malam minggu? Kalau jomblo gak punya malam minggu, aku jadi bingung 'Jomblo ini sejenis apa rupanya sampai setiap malam minggu menghilang???' Jomblo itu pilihan Menjadi jomblo juga membahagiakan Kalau orang bertanya, dengan senang hati aku menjawab "Aku Jomblo" Heran? Ya itulah pilihan,. Malam minggu buatku, bukan waktunya menggalau gara-gara enggak ada yang ngapelin Malam minggu itu saatnya beraktivitas, kalau enam hari sebelumnya sibuk dengan kuliah maka malam minggu semacam 'Independence Day' saja... Waktunya baca novel kah, nonton kah, browsing lah, apa aja yang bisa merefresh otakmu Kadang aku juga hampir lupa kalau malam itu malam minggu Karena b

Halalkan Aku, Ya Rabb...

Gambar
Katanya, Yang membedakan manusia dengan hewan adalah PERNIKAHAN Manusia dan hewan sama-sama punya nafsu Manusia dan hewan sama-sama punya rasa suka Manusia dan hewan sama-sama bisa mencintai dan menyayangi Tapi hewan tidak menikah, mereka hanya berkawin Jika pernikahan begitu suci Ianya membuat aku menjadi halal Maka halalkan aku Ya Rabb... Halalkan aku untuk bisa menatap wajahnya Sehingga tak lagi menjadi zina mata Seperti halnya ketika ia belum halal bagiku Melihatnya berkali-kali akan menjadi dosa bagiku Sehingga setan tertawa-tawa karena berhasil menggodaku Halalkan aku untuk berpikir tentangnya Memikirkan bagaimana aku bisa berbakti kepadanya Sehingga tak menjadi zina pikiran Sangat disayangkan memori otak ini Memikirkan hal-hal yang tidak Engkau halalkan Halalkan aku untuk menyenangkan hatinya Jika itu menjadi ibadah Sebagai wujud cinta dan ketaatanku pada-Mu jua Jika senyumnya merngankan langkahku untuk bertemu dengan-Mu Maka halalkan aku ya Rabb...

Wahai Lelaki yang Lembut Hatinya

Gambar
Wahai lelaki yang lembut hatinya... Siapapun engkau yang aku tak tahu dimana Siapapun engkau yang akan, sedang atau bahkan telah Allah kirimkan Seseorang dalam impian Semoga engkau hadir untuk menjadi imamku Wahai lelaki yang lembut hatinya Jika engkau adalah orang yang Allah kirimkan untukku Izinkan aku menjadi yang sangat spesial untukmu Satu-satunya bagimu Dan engkau satu-satunya bagiku Wahai lelaki yang lembut hatinya Semoga kelembutan hatimu mengalahkan segala ego dan kerasku Semoga kelembutanmu bukan karena engkau tak tegas Tapi hatimu yang penuh ketakwaan dan takut terhadap Allah Menjadikannya lembut Wahai lelaki yang lembut hatinya Engkau, engkau yang kusebut dalam doaku Engkau yang kupinta pada Allah Engkau yang membuatku merindu sangat dalam Semoga engkau membawaku semakin cinta kepada-Nya Wahai lelaki yang lembut hatinya... Aku .................... mu.

Kami Bukan Malaikat, Maafkan Kami...

Gambar
Setahun lalu aku ikut sebuah program televisi yang bernama (.......................) selesai mengikuti itu melekatlah nama baru di belakang nama-nama kami. Dai dan Daiah. Bagiku, panggilan itu belum pantas dilekatkan pada diriku. Kalau aku disebut penceramah, mungkin iya. Tapi jika disebut dai'ah, belum kawan... Tugas dai'ah jauh lebih besar dari kami-kami ini, masih banyak orang yang pantas dipanggil dai'ah dengan perjuangan dakwah mereka yang jauh lebih hebat. Entah ini kebiasaan atau memang paradigma umum yang sudah menjadi budaya atau apalah, bahwa seorang pemuka agama (dan sejenisnya) dianggap tidak boleh berbuat salah. Tapi kami ini MANUSIA = Makanu-n-nisyaan Tempatnya lupa. Aku juga masih digoda setan. Bukan serta merta setan itu enggak mau menggoda kami, malah yang menggoda semakin besar. Meminjam istilah Darwin Tere Liye, kadang-kadang menjadi orang seperti kami ini banyak ruginya. Orang banyak mengambil manfaat dari apa yang kami katakna, tapi kami sen