Kepada Engkau, Imamku

Bismillahirrahmanirrahim,
Kepada engkau yang akan menjadi imamku kelak
Sekalipun aku tak tahu engkau dimana, semoga Allah selalu melindungimu agar engkau senantiasa semakin taat padaNya dan istiqomah pada agamaNya.


Kepada engkau, imamku
Pagi ini kudapati sebuah postingan di halaman muka buku, tentang lelaki dan kehormatan perempuan isinya

"Karena kami para pemuda, apabila mendapatkan seorang gadis seperti kamu tidak pernah berangan-angan untuk menjadikannya seorang istri. Karena wanita yang sudah berani pergi bersama seorang pemuda asing serta telah mencabik-cabik tirai keluarganya (tidak menjaga nama baik keluarga) tidak pantas untuk dijadikan seorang istri. Mungkin saja dia akan melakukan hal yang sama pada pria lain"

Kepada engkau, imamku
Aku telah menjaga diri dan jiwa ini untuk menjadi milikmu seorang.
Jika kau adalah satu-satunya, orang terakhir sekaligus yang terbaik dalam hidupku maka tidak akan kubiarkan kau mendapat sisa. Entah itu sisa cinta maupun sisa kesetiaan.
Kau pantas mendapatkan yang paling spesial dariku, karena aku tahu Allah telah memilihkanmu sebagai yang paling spesial juga untukku.
Kau tidak boleh mendapat sisa, mendapat yang sudah bekas atau mendapat yang tak lagi sempurna.

Aku bertahan di tengah tergerusnya moral, untukmu.
Saat pacaran mendominasi kehidupan anak muda, saat ciuman sudah menjadi hal lumrah yang tidak lagi tabu, dan saat zina sudah dilegalkan bahkan dipublikasikan untuk konsumsi khalayak.
Bukan mudah bertahan di tengah badai ini, tapi aku menjaganya untukmu.

Kepada engkau, imamku
Kelak setelah kau berjanji di hadapan Allah SWT, saat aku telah halal bagimu
Izinkan aku dengan sangat bangga berkata padamu,
"Engkau adalah yang pertama memiliki segenap jiwa dan ragaku. Jika wanita hanya punya satu cinta, sungguh ingin kupersembahkan semuanya untukmu. Karena aku telah halal bagimu"
Agar kau tahu, bahwa sekali lagi kau adalah yang pertama dan satu-satunya.

Karena kau telah memintaku pada Allah, karena kau telah berjuang menemuiku sejak lama, karena kau telah membeliku dengan mahal, apakah tak pantas bagiku memberikanmu sesuatu yang spesial? Aku rasa pantas. Bahkan harus, bukan sekedar pantas...

Sayangnya tubuh ini dapat berbohong terkadang. Andai saja aku seperti kertas putih, kau bisa melihat bahwa tak ada cap atau stempel lelaki manapun pada diriku. Tapi tubuh memang tak seperti kertas, tak ada sisa-sisa stempel yang terlihat.
Tapi hati tetap tak bisa berbohong bukan?
Mana yang pernah menjadi milik orang, dan mana yang menjadi milikmu satu-satunya.

Ustadzku pernah berkata, "Kamu ingin memiliki suami yang masih original (belum pacaran) atau yang sudah pernah dipacari?" Kujawab, "Pastinya yang original ustadz, masa yang udah dibekasin"
Dan kata-kata itu tetap kupegang sampai sekarang, sampai hari halal itu tiba. Sampai isi surat ini bisa kuungkapkan secara lisan kepadamu.

Semoga Allah tetap menjagaku dan akan selalu menjagamu, Imamku...

Kepada engkau, Imamku...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita