Stalking Itu Apa, Sih?
Stalking.
Pandangan orang
tentang stalking memang cukup negatif mengingat para stalker (pelaku stalking)
dianggap sebagai sosok yang mengganggu kenyamanan hidup orang lain. Padahal kenyatannya tidak selalu begitu, stalking tidak selalu buruk kok... Baik, mari
kita bahas tentang stalking!
Stalk dalam
bahasa Inggris diartikan sebagai :
"to move
quietly and slowly towards an animal or person in order to get near without
being seen" (Oxford Dict.)
maksudnya
"bergerak diam-diam dan perlahan-lahan ke arah hewan atau orang untuk
mendekati tanpa terlihat"
Sedangkan terjemahan bahasa Indonesianya, Stalk diartikan sebagai
menguntit. Dalam KBBI daring, menguntit yang berasal dari kata kuntit memiliki
arti :
|
Oke, kesimpulan dari keduanya adalah stalking dilakukan Di Belakang dan
secara Diam-Diam. Intinya aktivitas ini dilakukan secara rahasia dengan tujuan
tertentu.
Stalking bisa saja menjadi positif dan negatif, tergantung motif apa
yang digunakan oleh Stalkernya. Jadi kita tidak bisa langsung menghakimi bahwa
stalking itu kegiatan negatif. Baik, mari kita bahas keduanya :
- Stalking Negatif
Stalking jenis ini memang berbahaya selain itu dapat mengganggu
ketenangan hidup pula. Aku mengambil contoh stalking negatif ini seperti
sasaeng alias 'fans fanatik' yang ada di Korea. Sasaeng selalu menjadi momok
bagi para artis karena kecintaan sasaeng ini sangat berlebihan. Bayangkan, para
sasaeng bisa tahu perpindahan idola walau bergerak semeter. Bahkan terdapat
pula taksi sasaeng yang dibayar lebih mahal demi menguntit artis idolanya!
Wuihh...
Ada artis yang menutup akun socmed dan media informasi pribadi lainnya
karena merasa terusik dengan kehadiran sasaeng. Hal ini tentunya merugikan fans
lain, fans yang tidak punya niatan jahat terhadap idolanya.
Sasaeng juga bisa menjadi ancaman bagi para idola. Beberapa kejadian
memaparkan ada sasaeng yang berusaha meracuni, menyakiti bahkan berencana
membunuh idolanya karena obsesinya yang luar biasa! Tak usahlah disebut siapa
artis-artis yang berakhir di tangan idolanya, kita sudah tahu kan?
Ini diperparah
pula dengan dukungan media yang memaparkan lokasi seseorang dengan sangat
gamblang. Sebut saja media P*th yang memungkinkan orang lain mengetahui lokasi
kita. Jadi jangan heran kalau tiba-tiba ada penculikan via media sosial, itu
karena para stalker biasanya sudah bisa membaca targetnya. Misalnya, membaca
kebiasaan 'calon korban' kapan ia pergi dan pulang sekolah/kerja, biasanya
bersama siapa, lewat jalan mana, kapan ia sendirian di rumah? Kalau semua itu
sudah dihapal dengan baik maka jangan heran kalau sebegitu berbahayanya media
sosial jika tidak digunakan dengan bijak.
Semoga kita
terhindar dari hal-hal demikian ya...
+ Stalking
Positif
Walaupun
stalking negatif bikin serem, sebenarnya ada juga loh stalking positif.
Stalking jenis ini biasanya digunakan oleh lembaga/individu yang ingin mengenal
individu lain secara lebih dalam.
Pernah nggak
waktu melamar kerja kamu diminta untuk memberitahukan akun medsosmu?
Ya itu salah
satunya. Interview langsung bukan satu-satunya saluran untuk mengenali diri
seseorang. Zaman sekarang medsos adalah salah satu media ekspresi yang lazim
digunakan sehingga orang-orang lebih jujur mengekspresikan dirinya.
Cara ini juga
digunakan apabila terdapat perbedaan antara kehidupan dunia nyata dan dunia
mayanya. Era medsos meningkatkan jumlah 'penyakit sosial' yang berbentuk
pemecahan individu.
Itu apa?
Pemecahan
individu itu artinya ada satu orang yang menampilkan citra diri yang berbeda
dari yang sesungguhnya. Tentunya pemecahan individu berbeda dengan kepribadian
ganda ya...
Lalu, bagaimana
stalking ini dilaksanakan?
Bagi yang
menuntut ilmu di bidang Komunikasi pasti sudah sangat sering melakukannya. Kita
hanya butuh beberapa waktu untuk memperhatikan pesan yang dikirimkan orang
lewat pemilihan kata, penyusunan kalimat atau bisa juga lewat gambar. Karena di
dalam Komunikasi, bukan hanya lisan dan pena yang mampu berbicara. Warna,
lambang, gerak, bau semuanya memiliki pesan yang dapat diartikan.
Tidak perlu kaget, karena stalking positif biasanya digunakan untuk hal-hal yang memang dianggap penting. Informasi yang didapatkan oleh si stalker biasanya juga digunakan untuk konsumsi pribadi, berbeda dengan stalking negatif yang mau menjual informasi tentang 'target operasinya'. Kalau suka kisah detektif-detektifan atau sejenisnya, ya stalking jenis ini juga digunakan dalam beberapa kasus.
Jadi kalau bicara stalking jangan langsung berpikiran negatif ya... Kadang-kadang wajar kok kalau misalnya kamu di-stalking oleh temanmu yang mungkin ingin tahu kabarmu.
Yang penting, bijak-bijaklah dalam menggunakan media. Taulah batas-batas mana yang boleh dilewati dan mana yang tidak. Walaupun dunia maya begitu luas tapi kita harus tetap punya etika ya...
Oke, sekian dulu deh bahasan stalking-nya
Keep positive thinking!
Komentar
Posting Komentar