Esensi Jilbab



Hadirnya era globalisasi sedikit banyaknya telah mengubah banyak hal di dalam kehidupan manusia, dari hal buruk ke hail baik atau yang berlaku sebaliknya. Begitupun dengan nilai-nilai moral yang kian meluntur sebab telah dianggap kaku dan tidak berkembang sehingga pada akhirnya muncul pemikiran-pemikiran sempalan yang sukses mengaburkan kebenaran tersebut.
Seperti jilbab, pada awal kehadirannya di Indonesia jilbab mendapat larangan keras sehingga menyulitkan para pemakainya yang ingin istiqomah. Belasan tahun yang lalu saat foto KTP, foto ijazah atau mengurus berkas apapun harus menunjukkan wajah secara keseluruhan paling tidak menunjukkan telinga. Mencari kerja pun sulit karena tak banyak perusahaan yang mau menerima wanita berjilbab, ujung-ujungnya ada juga muslimah yang memilih untuk tidak berjilbab daripada takut susah mencari kerja.

Berjilbab Masa Kini
Hari ini, berjilbab sudah bukan barang aneh lagi. Tidak ada lagi syarat harus menunjukkan telinga saat berfoto, bahkan beberapa foto model malah seorang muslimah. Tidak ada lagi sulit mencari kerja, yang ada malah mencari karyawan berjilbab. Bukan kecurigaan seperti dahulu, malah kepercayaan lah yang didapat oleh wanita berjilbab saat ini.
Dalam perkembangannya jilbab terus mengalami perubahan model. Tak heran jika ada yang memilih berjilbab karena merasa cantik dengan model-nodel jilbab masa kini. Tak masalah sebenarnya, apapun alasannya selama itu bisa membuat dirinya berjilbab. Urusan niat tinggal Allah yang menilainya. Dengan begitu alasan-alasan klasik seperti ‘ingin menjilbabi hati’ akan segera ditinggalkan karena sudah tidak zaman lagi untuk diungkapkan sementara muslimah lainnya berbondong-bondong menggunakan jilbab.

Sebuah Keharusan Bukan Tradisi
Banyak orang yang tak memahami hakikat berjilbab menganggap bahwa jilbab adalah budaya timur tengah, budayanya orang-orang Arab sehingga tak perlu digunakan di Indonesia. Padahal Islam bukanlah agama yang ditujukan hanya untuk orang-orang Arab saja tapi untuk seluruh jagat raya. Rahmatan lil ‘alamin.Begitupun halnya dengan perintah Allah, tidak ada perbedaan dalam melaksanakan perintah.
Surah Al-Ahzab ayat 59 adalah landasan utama perintah berjilbab. Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Ayat ini jelas-jelas mengandung poin utama dari keharusan berjilbab, yaitu :

  1. Berjilbab adalah kewajiban setiap muslimah
  2. Jilbab bukan hanya yang menutupi kepala namun seluruh aurat wanita
  3. Jilbab sebagai identitas muslimah, pembeda dari kaum wanita agama lain
  4. Jilbab akan melindungi dari marabahaya, Allah yang menjamin keamanannya InsyaAllah
Jelaslah bahwa jilbab bukan tradisi, namun kewajiban yang harus dijalankan. Perintah itu bukanlah bentuk otoritas dari Zat yang Maha Tinggi kepada hambaNya yang lemah namun akan mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi yang menjalankannya. Bagi mereka yang belum memahami hakikat berjilbab hendaklah kita yang menjelaskannya sehingga tidak ada lagi keraguan dalam berjilbab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita