Haruskah Aku Berlutut Di Hadapanmu?

Sedih, bahkan kecewa sekali rasanya ketika melihat teman yang sudah pernah berjilbab lalu membukanya lagi. Bukan kecewa pada siapa-siapa, tapi sedih rasanya membayangkan nasibnya. Benar, memang tak boleh menilai orang lain tapi perasaan ini tidak bisa berbohong...

Lingkungan sekolahku memang mewajibkan kami untuk berjilbab, maka sangat wajar aku terbiasa dengan lingkungan berjilbab dan sangat tidak terbiasa melihat aurat-aurat yang berserakan sana-sini.
Dulu, waktu di pondok tamu yang datang tanpa mengenakan jilbab akan langsung dihadang satpam. Tidak boleh masuk ke lingkungan pondok dan otomatis akan menjadi bahan tontonan sekaligus ejekan kami.
Wajar saja aku nyaman melihat aurat yang tertutup (bukan terbungkus) rapi.

Setelah tamat dari pondok kulihat satu per satu temanku mulai berani berfoto tanpa menggunakan jilbab.
Katanya, "Kan cuma di foto..."
Aneh, mau di foto kek, mau depan mata kek sama aja aurat tetap dijajakan murah, dinikmati semua mata. Dosa? Ya dosa lah...

Beranda Facebook ku juga sering dipenuhi foto-foto mereka tanpa jilbab, dulu aku takut untuk memperingatkannya tapi aku ingat pesan tuan guru,
"Berdakwahlah karena Allah, sayangi mereka karena Allah. Supaya Allah tidak murka pada mereka, peringatkan mereka dengan kasih sayang"
Intinya kata-kata itu adalah kepedulian.
Peringatkan mereka karena kita sayang mereka, karena tak ingin mereka dihukum Allah SWT.
Itu saja.

Beberapa memang ada yang sadar dan menghapus fotonya, tapi beberapa juga ada yang cuek dan membiarkan auratnya itu berserak di beranda-beranda pengguna facebook lainnya.

Benar, bagi lelaki yang melihat aurat wanita akan mendapatkan dosa.
TAPI BAGI WANITA YANG MENUNJUKKAN AURATNYA UNTUK DILIHAT LELAKI MAKA DUA KALI LIPAT DOSANYA.

Jadi haruskah aku berlutut di hadapanmu, Kawan?
Untuk mengatakan "Tolong kenakan jilbabmu lagi..."
Ketika kita sudah mati nanti, tak ada waktu untuk kembali.
Kau tak akan bisa meminta Allah mengembalikanmu hidup ke dunia, bertaubat lalu berjilbab.
IT'S END! Semuanya udah berakhir saat nafas terakhir kita.

Engkau yang sudah berjilbab, pakailah, pertahankan dan mari terus perbaiki.
Bagi engkau yang belum, semoga Allah cepat-cepat menghidayahkanmu karena waktu akan terus berlalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita