Kali Kali Empat

Gadis kecil itu memegang uang kertas 2 ribuan yang masih licin,
Bau uang itu membakar semangatnya
Dengan bangga ia bercerita tentang dirinya yang sudah bisa hapal perkalian empat walaupun masih duduk di kelas 1 SD

“Empat kali satu, Empat…”
“Empat kali dua, Lapan…”
“Empat kali tiga, ehmmm Dua belas…”

Terkadang dia lupa, repot sendiri menghitung dengan jarinya yang cuma dua puluh itu pun jadi.
Ditambah seribu lagi. Uang baru lagi. Masih licin juga.
Begitulah, usaha keras sang anak menghapal perkalian. Ada tiga ribu rupiah atas usahanya.

ADA LAGI.

Lelaki buncit berdasi, jasnya licin seperti uang baru, kerjanya duduk melenggang.
Dia juga hapal kali-kali! Bahkan kali-kali triliunan dia hapal.

“Satu kali setriliun, satu…”
“Dua kali setriliun, ehmm bisa berapa aja deh! Jadi 6 Triliun juga bisa”

maksudnya…

“Satu proyek dikali sekian triliun sama dengan sekian triliun. Terus dibagi, dikurang, ditambah berapa ya biar bisa membangun rumah baru?”

Wajar saja, jika si anak yang hapal kali-kali empat itu cuma dapat tiga ribu perak! Om berdasi hapal kali-kali triliunan sih! Jadi ‘angpao’nya juga banyak…

:: Sebuah catatan bodoh dari seorang rakyat bodoh yang terbodoh karena dibodoh-bodohi oleh para pembesar bodoh di negeri pembodohan::

http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2012/01/08/kali-kali-empat/ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita