Postingan

Mencari "Asisten Dosen" Digital: Pengalaman Mencoba Jajaran Laptop AI ASUS Terbaru

Gambar
Sebagai seorang dosen dan juga blogger, menghadiri ASUS Blogger Gathering kemarin memberikan perspektif yang cukup menyegarkan. Biasanya, ketika melihat gadget baru, sisi "blogger" aku yang berteriak tentang spesifikasi teknis. Tapi kali ini, sisi "akademisi" aku yang justru lebih dominan bertanya: "Apakah laptop ini bisa mempermudah hidupku di kampus?" Di acara ini, kami diberi kesempatan menjajal langsung lini produk terbaru ASUS yang digadang-gadang sebagai laptop masa depan berkat teknologi NPU (Neural Processing Unit) . Mulai dari seri Zenbook S 14 OLED , keluarga Vivobook S , hingga lini kreatif ProArt PZ13 dan PX13 . Berikut adalah ulasan singkat dari sudut pandang saya sebagai pengajar yang membutuhkan workstation portabel. Kenapa Dosen Perlu Peduli soal NPU? Sebelum masuk ke produk, yuk bahas dikit tentang teknologi kebanggaan-nya ASUS yaitu :  NPU . Dalam bahasa yang sederhana, kalau CPU adalah otak untuk berpikir logis dan GPU adalah otak untu...

Kompas di Tengah Badai: Tadabbur Quran sebagai Tazkiyatun Nafs dan Pemulihan Mental

Setiap pelaut sejati tahu, lautan itu jujur. Ia tak peduli seberapa tebal kulit kapalmu, seberapa gagah layarmu, atau seberapa mahir dirimu membaca bintang. Jika badai datang, seluruh kemampuan kita akan diuji di tengah ombak yang mengamuk. Persis seperti jiwa kita. Di era serba cepat ini, badai mental datang dalam bentuk kecemasan, depresi, atau sekadar kegelisahan tak berujung. Kita sibuk membangun kapal karier dan harta, namun sering lupa merawat kompas internal kita: jiwa (nafs). Di sinilah kita bisa menemukan titik temunya dengan kearifan Islam yang terdalam, yaitu melalui konsep Kesehatan Mental Qurani dan metode Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa). Mengenal Tiga Kapal dalam Jiwa Kita Dalam khazanah spiritual, jiwa manusia diibaratkan memiliki tiga kondisi utama, seperti tiga jenis kapal yang berlayar di samudra kehidupan: Nafs Ammarah Bis-SÅ«’ (Kapal Pemberontak) Ini adalah jiwa yang selalu memerintahkan pada keburukan. Kapal ini berlayar tanpa tujuan, dikendalikan sepenuhnya oleh g...

Turkey Day 3 : Konferensi We Are All Mary Part. II

Gambar
Sabtu, 20 April 2019 Di hari kedua konferensi ini kita nggak niat lagi lari pagi. Bukan karena trauma, tapi memang kita nggak siap dengan udara dinginnya. Padahal saat itu udah penghujung  winter  bahkan harusnya udah menuju  summer.  Efek dari kenekatan kita di hari sebelumnya adalah kita terkena mimisan dalam. Jadi di tengah-tengah konferensi hari pertama kemarin, kok kita ngerasa pangkal hidung kita tegang banget dan itu sakit. Pengen ngupil tapi malu... Akhirnya pas sesi break kita balik ke kamar hotel untuk ngebersihin itu dan memang isinya udah darah semua :'( Baca part sebelumnya  Turkey Day 2 : Konferensi We Are All Mary Part. I   Tips #1 : Kalau nggak terbiasa sama cuaca dingin, jangan lupa pakai masker untuk nutupin hidung dan mulut. Hidung itu kan lalu lintasnya udara untuk nafas, jadi kalau lalu lintasnya dingin banget, efeknya bisa mimisan. Tim "Tetap Hits Saat Nunggu Lift" Jadi setelah Subuhan, kita lebih milih di ...

Turkey Day 2 : Konferensi We Are All Mary Part. I

Gambar
Baca cerita sebelumnya di >  Turkey Day 1 : Departure Jumat, 19 April 2019 Tengah malam. Di antara kekacauan jam kerja tubuh yang mulai berubah dan kami yang kelelahan setelah 23 jam perjalanan, selesai makan malam dan beres-beres barang kamipun tertidur. Iya, bukan tidur tapi tertidur *hehehe~ Sekitar jam 2 aku terbangun, teringat belum sholat Maghrib dan Isya. Dengan setengah kesadaran dan masih terhuyung-huyung, aku jalan ke kamar mandi. Mulanya cuma cuci muka di wastafel, ya bersih-bersih sederhana lah. Walaupun gak ngerti ini bersih-bersih sebelum tidur atau setelah bangun tidur? :D Karena butuh wudhu, akupun mencari keran lain. Cuma ada di bathtub dengan fitur 1 keran bawah, 1 shower level sedang yang mobile dan 1 shower utama. Karena emang belum explore kamar mandi, jadi di antara setengah kesadaran akupun otak-atik semacam tombol pengaturnya. Dan tiba-tiba... BYUR!!!  Oke, fine! Tengah malam, musim dingin, lupa nge-set pemanas air dan ke...

Turkey Day 1 : Departure

Gambar
Cerita sebelumnya lihat  Prolog : A Call From Turkey Kamis, 18 April 2019 00.30 WIB Kami sudah berada di dalam pesawat Qatar Airways dengan nomor penerbangan QR 955 tujuan Doha, Qatar. Setelah sesaat lalu menyempatkan diri videocall dengan orangtua di rumah. Sementara orang rumah masih sibuk mengurus Pemilu karena ayah dan adik petugas KPPS sedangkan mamak jadi saksi resmi. Yes, this is election day. Pikiranku melayang kepada perjalanan seharian ini. Pagi-pagi aku berberes kamar sekaligus packing. Agak repot pas packing karena belum pernah traveling jauh dengan kondisi iklim yang berbeda. Mau bawa baju tebal, khawatir gak muat. Mau bawa yang tipis juga khawatir dingin. Jadi aku bawa ngepas untuk 7 hari plus 1 pasang yang buat dipake berangkat Tips #1 : Jangan bawa terlalu banyak pakaian untuk traveling. Bawa secukupnya kalau bisa yang gampang mix and match atau multifungsi Untuk sepatu nih amvyun. Aku sampe bawa 3 jenis. Sport shoe (alesannya biar ringan,...

Prolog : A Call from Turkey

Gambar
"Kita tidak berjalan melainkan diperjalankan" - @uttihati, 2019 Manusia memang punya dua kaki untuk melangkah, tapi tanpa seizin Pencipta Sepasang Kaki, tidak ada kuasa kita untuk berdiri apalagi berlari. Maka sebuah amanah di penghujung tahun ajaran ini rasanya serupa hadiah, entah dari pinta yang mana. Hadiah itu berupa A CALL FROM TURKEY  Turkey. Ealah, salah - salah! Lagian searching "Turkey" di Google Image kenapa gambarnya ini semua dah?? Oke, oke kita ulang A CALL FROM TURKEY. Baru bener. Jadi gimana datangnya panggilan dari Turki itu? Gini ceritanya... *** Hari itu Selasa (2 April), seharusnya jadwal liqo' internal bersama Ustadz Bachtiar. Tapi aku enggak ikut karena baru selesai ngantar Mamak ke terminal Cileungsi untuk menuju Bandara Soeta . . . naik MOTOR, hahaha! Jadi enggak tau gimana ceritanya mungkin kecapekan, abis Maghrib aku ketiduran pulas banget. Tiba-tiba hape berisik, ada chat rame dari Mbak Nu...

Saladin Omar

Shalahuddin Umar, sebuah nama yang kusimpankan untukmu wahai Sang Pembebas yang Gagah. Dari darahku ingin kusiapkan engkau menjadi generasi pembebas Baitul Maqdis. Dari darahku ingin kusiapkan engkau yang gagah berani dalam kebenaran Yaa Shalahuddin, Aku tahu bahwa diriku belum lagi baik, jauh dari sempurna. Tetapi wahai Shalahuddin, semoga keinginan dan kerinduan bertemu engkau, menjadi pengingat yang baik bagi diriku Bukan aku tak tahu diri Tapi jika meminta surga saja kita berani, mengapa memintakan engkau menjadi Sang Pembebas saja aku ragu? Wahai Shalahuddin, Kusimpankan sebait nama ini untukmu