22 : It’s A Perfect Love!



It's A Perfect Love!

Alhamdulillah, segala puji dan kesyukuran kusampaikan pada Sang Pemilik Kehidupan, Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Sampai pada usia 22 tahun adalah berkah tersendiri yang harus disyukuri. Memang jatah hidup di dunia semakin berkurang, tetapi setiap detik waktu yang diberikanNya adalah tanda kasih sayangNya bahwa Dia masih ingin aku lebih baik, masih ingin aku bertaubat, masih ingin aku memahami kasih sayangNya, Dia sungguh masih ingin aku jadi hamba yang baik.
 
Sebelumnya, kita review dulu deh apa yang terjadi di tahun lalu >> Cinema 21 : Ulang Tahun Rasa Teater
 
Nah, tahun ini aku buat experience sendiri nih... Jadi dari seminggu yang lalu aku menonaktifkan semua media sosial. Tujuannya apa coba? Sebenarnya mau nge-test aja, tanpa ada notifikasi dari akun-akun itu kira-kira teman-temanku ingat ultahku nggak ya? Hahaha... And the result? *hmmmm*
Jauh dari bahaya beras palsu ama kosmetik palsu, gue sebenarnya lebih khawatir punya teman-teman palsu dan menimbun kebahagiaan palsu. Ngerasa seolah-olah punya banya teman, padahal mereka nggak selalu ada untuk jadi teman. Iya sih, mengingat tanggal ulang tahun bukan ukuran baiknya teman. Tapi tanggal lahir menjadi penting buatku. Karena tanggal apalagi yang orang-orang ingat selain tanggal lahir? Tanggal kematian? Itupun kalau mereka butuh untuk dicantumkan di sampul buku Yaasin atau mau ngukir di batu nisan. Selebihnya? Hehehe... Ya begitulah 'kegesrekan' si Putri dalam mencari makna *assik*

Kemarin, 2 Juni, saat sarapan pagi tiba-tiba mamak bilang, “Kita ke Sidebuk-debuk aja nanti sore ya...”. Dengan cepat aku menjawab, “Yaaa, Uti mau ngerjain skripsi, Mak...” *Ni anak ceritanya nggak mudeng mau ultah besoknya* “Mamak juga jumpa doping besok, harus nyelesaikan tesis juga,” jawab Mamak. Baiklah, princess menyerah...

Setelah beberes dan bebersih, sekitar pukul 6 sore kami berangkat ramai-ramai. Ayah, Mamak, Iyah dan dua adik yang tinggal di rumah, Nurul dan Mala. Sebelumnya Ayah udah belanja ayam dan bumbu ayam bakar. Terus Ayah juga bawa panggangan segede gaban buat bakar-bakar. Disini baru aku ngeh kalo ini buat ultah, hahaha... *dasar si Putri*

Berhubung hari libur, jalanan agak padat sebenarnya. Jadi kami sampai di Sidebuk-debuk sekitar jam 9 malam. Oh ya, Sidebuk-debuk ini pemandian air belerang yang bersumber dari Gunung Sibayak. Kabarnya mandi air belerang punya banyak manfaat terutama untuk kesehatan kulit. Jadi sesampainya disana kami segera cari lapak buat bakar-bakar dulu. Sebenarnya pengen langsung mandi, tapi berhubung udah pada kelaparan, kita siapin makan dulu.

Yang penting rame...
Yang ultah ikutan mbakar biar greget
Mamak curi kesempatan buat nguji briket sampah yang lagi diteliti untuk tesisnya, kami juga excited ngeliat uji bakar briket yang katanya tanpa asap dan ramah lingkungan. Dengan disponsori oleh rasa lapar, ayam yang sudah dibumbui dari rumah tadi pun segera dibakar. Eits, bakar-bakar tidak lengkap tanpa foto-foto! Hahaha... This is it!
Akhirnya wanita-wanita kesayangan Ayah makan juga...
*psst, banyak yang bilang senyum kami bertiga mirip*


Setelah makan, kami pindah ke dekat kolam pemandian. Emang dasar udah persiapan mau mandi-mandi dari rumah, jadi kita langsung nyemplung bleng aja! Hahaha... Oia, tips untuk mandi di air belerang, jangan nyebur langsung. Mulai adaptasi dari celupin kaki, pinggang, badan baru semuanya. Kalau enggak, panas air belerang itu bakal kayak nyetrum-nyetrum badan. Pemandian ini buka sampai pukul 12 malam. Kenapa justru banyak yang milih malam, karena lebih sepi jadi kolam nggak kotor, udah gitu enak aja dibalut dinginnya cuaca pegunungan, kita berendam dalam air panas. Hangat anyep-anyep gitu lah... Hahaha...
w/ Sista. Smoochnya bukan efek, emang panas banget itu!
 
Eaaaak, Mamak-Ayah sering banget begini. Curi-curi keromantisan.
*lupa anaknya jomblo, kan ngenes...*

Kebahagiaan itu sederhana, sederhana sekali. Pas ulang tahun, diajakin jalan-jalan ke pemandian air panas (kebetulan udah lama nggak renang), bakar-bakar ayam untuk dimakan sama-sama, terus mandi-mandi sepuasnya sambil ngeliatin langit yang kebetulan lagi purnama sempurna. Fullfeel banget!!! >.<

3 Juni.
Aku bangun pagi dengan badan yang enak banget karena habis rendaman tadi malam. Selesai mandi pagi, Ayah masuk ke kamarku dan bilang, “Selamat Ulang Tahun...” lalu mencium dan memelukku. Hey~ ini adalah bagian yang selalu kusuka. Ayah adalah lelaki pertama yang mengucapkan selamat di pagi hari, memberikan ciuman dan pelukan. Aku membalas dengan pelukan dan ciuman juga. Setelahnya kami akan sama-sama berbalik dalam diam. Aku tahu hatinya gerimis seperti halnya dia tahu bahwa aku menangis. Lelaki tak banyak kata yang selalu tahu caranya romantis. Saat-saat seperti ini membuatku berpikir, aku hanya tidak tahu bagaimana jika satu hari nanti harus berbagi hati kepada lelaki lain yang ia percayai mendampingiku. Aku hanya tidak tahu. *kan jadi sedih*

Awalnya sih pengen adem ayem aja pas ultah. Tapi pada suatu hari, salah satu anak PIJAR si Zakiyah Rizki Sihombing ngepost ke grup PIJAR ngucapin selamat ulang tahun. Akhirnya rame-rame lah anak PIJAR syalala kesayanganku ini ngucapin selamat ulang tahun. Inilah ini kerjaan orang itu, hahaha...
Makasih ya semuanya, speechless Berbi... Hahaha...
Dan pembahasan berubah saat aku mempertanyakan makna dikhit*** karena entah kenapa terbacaku jadi dikhitaan! Oalah, Jek, Jek... Kau buka calak pulak dek, dek...

Humm, di usia 22 aku merasa ngedapatin PERFECT LOVE dari keluargaku. Makasih Ayah, untuk semua cintanya. Seseorang telah memujimu, katanya Ayah berhasil menjadi cinta pertamaku. Semoga Ayah tau itu. Makasih Mamak, untuk semua 'ajian' yang diturunkan. Membebaskanku menjadi anak yang boleh melakukan apa saja, asal tau caranya bertanggungjawab. Orang bilang kita sama tomboynya. Tapi orang-orang mungkin tidak tahu bagaimana kerasnya Mamak menegaskan bahwa aku tetaplah perempuan, yang kelak punya tugas menjadi istri dan ibu, yang tetap pada kodratnya sebagai perempuan. Makasih Endut a.k.a Diyah, adek satu-satunya, kawan berantem, kawan curhat, kawan ejek-ejekan, ya pokoknya untuk semua 'hal ajaib' yang kita jalani bersama.

And another Perfect Love dari semua kawan-kawan. Temen pesantren, temen kuliah, anak-anak PIJAR dan semua teman-teman yang dipertemukan Allah untuk sebuah tujuan yang entah untuk ditebak atau untuk dijalani saja.

It's my wish...
Bismillahirrahmaanirrahim, semoga dengan bertambahnya usia ini, maka bertambah dekatlah aku dengan Penciptaku, semakin mengerti kasih sayangNya, semakin mencintaiNya. Semoga segera menyelesaikan kuliah kemudian melanjutkan tugas berpindah ke fase kehidupan selanjutnya. Allah, naungi hamba dengan keridhoanMu selalu. Selalu...
Aamiin ya Rabbal 'Alamiin...

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita