Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Menjaga

Biarlah yang dijaga tetap terjaga. Menyerahkan segala urusan kepada Tuhan. Semoga tumbuh subur dalam hati buah keikhlasan. Semoga tetap gembur hati yang dicurahi hidayah. Proses menjaga memang tak mudah. Tapi bagi segala sesuatu yang tidak mudah, Tuhan telah sediakan ganjaran melimpah ruah. Semoga.

Lelaki Pemangsa Rupa dan Perempuan Penjaja Rupa

Gambar
Dibaca dulu yaa... Tulisan di atas merupakan tulisan seorang teman saya, sedikit banyaknya tulisan ini memberikan gambaran tentang banyaknya wanita yang berlomba-lomba mempercantik fisik saat ini. Bisa kita lihat betapa menjamurnya produk-produk kecantikan yang harganya selangit, alat kecantikan yang semakin variatif. Satu lagi, yang ingin cantik instan dengan modal ringan, aplikasi Camera360 dan B612. Hahaha... Kenapa saya tahu? Karena iklannya lalu lalang di mukabuku! :D Nah, hal tersebut ternyata turut menyerang perempuan-perempuan berhijab. Lihat saja, berapa banyak perempuan yang mengupload foto selfie-nya lebih dari 5 kali sehari! Ngelebih-lebihin sholat wajib aja nih... Dan faktanya lagi, perempuan-perempuan itu BER-HI-JAB! Woww... Populasi orang cantik makin banyak, variasi cantiknya pun beragam. Ada yang tampang bule, tampang oriental sampai tampang Arab. Tampang terigu? (itu Tepung Terigu -__-“) Sayangnya, kecantikan fisik tadi tidak diikuti dengan kecantikan ak

Peperangan Paling Sulit

Mari kuberitahu peperangan yang paling sulit. Bukan perang dunia. Bukan perang saudara. Bukan perang Timur dan Barat. Peperangan ini... Antara PERASAAN dan LOGIKA Kedua kubu ini seringkali ribut, entah saling menimpali, entah saling konfrontasi. Sekali waktu keduanya bertukar peran. Jadi malaikat, jadi setan. Jadi setan, jadi malaikat. Selalu. Tidak pernah kompak. Perasaan sering mendayu-dayu, menawarkan pernak-pernik kehidupan yang senantiasa lekas dihadang logika. "Ikuti saja hatimu, aku ini bagian dirimu yang paling lembut," Perasaan mencoba merayu. "Heh! Realistis lah! Hidup tidak selalu indah!" Logika cepat-cepat menentang. "Tapi hidup juga soal rasa..." "Halah, hidup butuh realita saja..." "DIAM!!!" Aku berteriak. Kali ini keduanya kompak. Kompak membandel, enggan mengikuti perintah empunya. Kompak melahap raga, dalam satu badan yang mereka tinggali bersama. Begitu, terus begitu. Kapan kalian bisa berdamai?! Ses

Jika Harus Memilih

Gambar
Jangan memilihnya karena harta yang ada padanya. Ketahuilah sewaktu-waktu ia bisa sirna.   Jika ada, sadari harta bisa habis. Jika tiada, yakini harta bisa dicari. Bahkan semut punya rezeki, bahkan setan yang membangkangi Tuhannya masih diberi kesempatan hidup. Allah Maha Kaya, rezeki berhamparan di seluruh penjuru bumi. Kalau masih juga kau pilih karena harta, siap-siaplah mati rasa saat harta tiada.   Jangan memilihnya karena rupa yang ada padanya. Ingatlah bahwa suatu hari kita akan menjadi tua. Jika pilihanmu melekat pada rupa, luruhlah rasa seiring kita menua. Bayangkan suatu hari nanti raganya tak lagi bugar, tak lagi kokoh, tak lagi indah dipandang, tak lagi kuat, tak lagi berdaya. Jika rupa yang mengikat rasa, maka keriputlah yang akan membunuh rasa.

Ada Laki-Laki

Ada laki-laki yang dipilih karena hartanya Ada laki-laki yang dipilih karena titelnya Ada laki-laki yang dipilih karena nasabnya Ada laki-laki yang dipilih karena pekerjaannya Ada laki-laki yang dipilih karena rupanya Dan. Ada laki-laki yang tidak dipilih karena ketiadaan hartanya Ada laki-laki yang tidak dipilih karena tiada titelnya Ada laki-laki yang tidak dipilih karena nasab yang biasa Ada laki-laki yang tidak dipilih karena pekerjaannya Ada laki-laki yang tidak dipilih karena rupanya Ada perempuan yang sakit saat tahu ada laki-laki yang dipilih dan ditinggalkan hanya karena embel-embel dunia yang menyertainya. "Tidak, laki-laki bukan dipilih karena itu..." airmatanya mengalir. Ada perempuan yang membenci perempuan yang telah memilih atau meninggalkan laki-laki karena embel-embel dunianya. "Sesuatu yang tulus seharusnya tidak disandingkan dengan kebodohan semacam itu..."