Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Negeri Lapar Ayah

Negeri Lapar Ayah, Istilah ini pertama kali aku dengar waktu audisi Hafizh Quran di Medan, ada salah seorang juri yang fokus pada fathering , yaitu Ayah Irwan (tentang beliau lebih lanjut cek di >> http://ayahuntuksemua.wordpress.com/ ) Aku mungkin belum kredibel untuk bicara ini, tapi tulisan ini aku buat ketika menyadari ada betapa banyak anak-anak yang kehilangan peran sekaligus sosok ayahnya. Yang paling dekat adalah anak didikku di sebuah Taman Kanak-Kanak. Waktu itu pelajaran melukis, anak ini sebut saja namanya A. Aku minta A untuk menggambar anggota keluarganya. Secara berurutan ia gambar Bundanya, Eyang laki kemudian Eyang perempuan dan terakhir dirinya sendiri. Selanjutnya aku minta lagi dia untuk menggambar tema yang sama, dan ia kembali menghasilkan objek yang sama. Sebuah gambar, tanpa sosok Ayah. Aku tidak berani bertanya langsung ke anak tersebut, jadi aku tanyakan ke gurunya. Ternyata ayah si A ini bekerja di tempat yang cukup jauh, sehingga LDR-an dengan kel

Catatan Hati Seorang (Calon) Istri

Gambar
Bukan hanya para perempuan yang sudah menjadi istri saja yang punya catatan hati. Aku pikir, kita para perempuan yang masih calon istri orang juga harus punya catatan hati. "Emang Putri udah jadi calon istri orang?" "Ya udahlah" "Siapa?!" "Ya calon istrinya seseorang yang Allah takdirkan nanti" "-_-" Iya dong, buat para jomblowati status kita sekarang ini masih calon istri. Justru karena masih calon istri, kita bisa membuat catatan-catatan untuk masa depan kita nanti. Jujur, postingan ini akhirnya muncul setelah aku rutin mengikuti sinetron Catatan Hati Seorang Istri. Alasannya, karena aku tahu buku ini karya Mbak Asma Nadia, pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) yang juga menjadi tempat bernaungku sekarang. Karya-karyanya sudah banyak yang kubaca, tetapi entah kenapa yang satu ini belum sempat kubaca. Akhirnya ada senior yang bersedia meminjamkan bukunya. Arigatou gozaimas onee-san... Penampakan bukunya Kompilasi sinetron da

Get The Perfect? or Make It Perfect!

"Aku tahu dirimu tidaklah sempurna Tapi, maukah kau menyempurnakan hidupku?" -ND- *** Apa yang sebenarnya tengah kita cari dari seseorang yang akan mendampingi kita? Kesempurnaan kah? Sementara kita tahu bahwa tak ada satu manusiapun yang sempurna, masing-masing punya kekurangan. Baiklah. Sebut saja kesempurnaan itu adalah definisi yang kita buat sendiri. Misalnya, seseorang mencari pendamping yang tidak hanya sholih, tapi juga cerdas, minimal sudah S2, punya rumah, punya mobil, dan sederet kriteria buatan lainnya. Tapi kenyataannya, semakin banyak kriteria yang kita tetapkan justru semakin banyak kekurangan yang akan ia tunjukkan. Kenapa? Jelas saja, Allah Ta'ala menciptakan manusia ini tidak ada yang sama. Variasi sifat, karakter, nasib akan memunculkan individu-individu yang berbeda pula. Jadi tetap saja tak ada yang sempurna, karena pikiran kita sebagai manusia pun mungkin belum sempurna. Misalnya saja semua kriteria itu sudah terpenuhi, tetapi ada yang tid