Cinema 21 : Ulang Tahun Rasa Teater

3 Juni 2014.
Peringatan hari lahirku yang ke 21. Ya, mencapai angka 21 adalah pencapaian waktu yang wajib disyukuri serta peringatan usia yang wajib direnungkan pula. Pendewasaan, sesuatu yang harus dijalani.
Ulang tahun kali ini memang agak beda. Aku sebagai empunya badan sebenarnya merasa bahwa ulang tahun itu sekedar peringatan, jadi tak mau berheboh-heboh ria karena sudah melewati angka 20. Usia matang yang harusnya tak ada waktu untuk bermain lagi. But, its my 21's birthday, feel like in cinema...

Pagi dibuka dengan ayah yang datang mengetuk pintu kamar, seperti biasa membangunkan untuk sholat subuh. Ritualnya selalu sama, tapi aku tetap suka. Saat bangun dan berjalan menuju pintu, ayah ngucapin selamat ulang tahun dan mencium keningku. Sweet~
Pagi pun berjalan seperti biasa. Mandi, sarapan terus siap-siap ngajar TK. Kebetulan hari Selasa memang jadwalku untuk mengajar kelas lukis.
Selesai ngajar, aku menuju ke kampus. Sampe kampus, si Karin nelpon nanyain posisi. Katanya sih mau minta kameranya yang aku pinjem minggu lalu. Dia bilang tunggu dia di kampus, jangan kemana-mana karena dia butuh kameranya. Aku udah tau bau-baunya nih, bau-bau mau ngerjain ulang tahun hahaha... Aku iyain aja lah. Then, aku sholat dzuhur dulu.
Selesai sholat aku mau naik ke secret PIJAR, taunya dikunci. Disitu aku nerima sms dari nomor baru yang mau minjem helm. Aku bingung, ini siapa pake minjem helm segala? Gak berapa lama, nomor itu nelpon aku. Ternyata si dedek Rida, temenku seangkatan di SUARA USU. Akhirnya aku turun ke parkiran mau ngambil helm. Disitu aku udah feeling mau dikerjain, bayangan aku pas nyampe parkiran langsung ada mereka yang ngagetin atau apalah sejenisnya. Tapi sepi. Eh taunya helm udah enggak ada, tapi di jok kereta ada beginian nih :
Isinya :
"Merasa kehilangan sesuatu? Ikuti saja petunjuk ini"
Di sebaliknya :
"Jalan menuju ke atas cahaya berpijar. Sudah tahu? Tapi tetap, aku tak kan mudah kau temukan karena aku berada di tempat tak terlihat"

Oh oke. Mau main Running Man rupanya, hahaha...

Otak mulai bekerja. Aku sempat mikir jalan ke atas cahaya berpijar itu masjid FISIP yang sedang dibangun lantai duanya. Ternyata ini maksudnya sekret PIJAR. Aku pun bergerak kesana. Pas mau nyampe, aku liat ada orang di bawah tangga. Aku kejar, dia lari. Tapi dia bukan gadis India, dia hanya Karina. Aku piker dia bakal lari dan mincing aku ke suatu tempat. Ternyata dia suruh aku balik untuk temukan petunjuknya. Aku naik ke atas PIJAR dan tetap gak ada. Aku jadi ingat bawah tangga tempat aku nemukan Karina tadi. Bener! Klu selanjutnya (masih berbalut sosis So Nice) adalah :

"Ah, bermacam jenis penggugah selera ada disini. Kau bias pilih sesukamu. Tapi awas, jangan sampai orang-orang berseragam putih melihat. Jika itu terjadi kau tak akan pernah melihatku lagi. Ah ya, rindukah kau dengan Bapak?"

Agak lama memecahkan klu ini.
Penggugah selera, aku menganggapnya ini kantin. Jadi aku telusuri kantin FISIP, Ekonomi sampe kantin Perpustakaan. Tapi disitu ada kata-kata jangan melewati orang berseragam putih. Ini pasti anak Ekonomi, ga mungkin kedokteran kan? Tapi aku sedikit mengabaikan klu terakhir. Udah capek bolak-balik, aku baru mikir soal "bapak" yang tertulis disini. Aku ingat-ingat siapa yang sering kupanggil Bapak. Kalo dosen? Rata-rata dipanggil Abang. Lama aku mikir, sampai akhirnya "Oh, ya!" ada bapak penjual pecal yang akrab banget sama kami, kebetulan aku juga udah lama gak jajan di tempat bapak. Akhirnya aku jalan menuju tempat bapak biasa jualan. Aku cari-cari klunya. Mau nanya bapak, tapi pelanggannya lagi banyak. Jadi aku jalan terus menuju gedung B. Pas berbalik, aku liat sesuatu yang nempel di balik kotak pecal si bapak! Ampuuun...
"Bapak kok gak bilang..." kataku. Si bapak yang rada 'cute' ini langsung nyanyiin Happy Birthday pake joget-joget gitu. Aku ketawa-ketawa. Terus si bapak kepo mau tau apa yang ditempelin di kotak jualannya. Terus bapak ngebantuin mecahin klu ketiga pula! Isinya apa? Nih :

"Aku berada di timur jalan naik menuju jendela dunia"

Ahaaa, ini pasti perpustakaan. Tapi Timur yang mana? Aku udah susurin semua tangga dan ga dapat apa-apa. Lama aku muter-muter keluar masuk naik turun perpus, sampai akhirnya aku ingat kalo klu pertama juga berhubungan dengan tangga dan di letakkan di bawahnya. FINE! Aku cari bawah-bawah tangga dan ...
DAPAT!
Klu terakhir yang harus aku cari adalah :


"Hmm, buku memang santapan lezat. Tapi kau harus segera pulang. ah, aku baru ingat, kau tak bisa pulang tanpa helm kan? Kalau begitu santai saja dulu, jalan dan nimkati saja danau ini. Temui aku di tempat kendaraan tanpa helm beristirahat. Timur atau Barat? Cari tahu saja sendiri."

Oke, klu inilah yang paling banyak memakan waktu. Karena ada kata-kata 'pulang' aku jadi mikir untuk balik ke parkiran FISIP. Udah mondar-mandir bolak-balik tapi gak nemu mereka juga. Sampe akhirnya aku ditelepon sama mereka, ternyata oh ternyata yang dimaksud adalah parkiran perpustakaan! Ohh, no~ Aku balik lagi ke parkiran perpus dan finally mendapati mereka sudah duduk bosan menungguku, hahaha...
Ya, ya total ada 1 jam aku memecahkan klu-kluan ini. Bukan mecahinnya juga sih, karena aku harus jalan kaki muter-muter dari FISIP ke Perpustakaan. Hahaha...

Pas ketemu aku langsung duduk selonjoran di area parker, abis cape banget! Kaki udah merah-merah, panas juga karena jalan cukup lama. Sosis yang jadi klu itupun sudah kumakan sebiji karena lapar.
Penyiksaan belum berakhir! Mereka nyuapin aku dengan bolu yang dipotong segede-gede jempol gorilla. Gedeee... Mentang-mentang mulut kita besar, main disulangin aja. Laparku pun hilang, berganti kembung sama 4 potong bolu segede jempol gorilla tadi.
Sebagai kado, mereka kasih aku semacam jurnal yang berisi tentang............ Ah! Malu bilangnya. But, thanks untuk kadonya. Hampir stress aku pertama kali ngeliatnya... :D

Sorenya, ba'da ashar bertemu dengan The Girls di tempat biasa, UK. Yes! Kali ini kami lengkap! Akupun ditodong onee-san untuk bayarin makan (demi apa? -_-"). Sebelumnya adikku sempat nelpon, aku disuruh pulang ke rumah lebih cepat hari ini. Katanya mau jalan-jalan. Aih~ udah lama ultah tak jalan-jalan. Iya sih, tahun lalu ultahnya pas lagi di Padang, tahun lalulnya lagi aku yang gak mau diajak jalan-jalan. Sekitar pukul 6, aku balik ke rumah. Terus di rumah dapat kado ini :


Baju baru.... seragam, seragam! (bukan iklan)
Ya, itulah sepenggal cerita di peringatan usia 21.
Diingatkan waktu bahwa usia yang bertambah berarti jatah hidup yang berkurang. Maka sudah waktunya banyak mengintrospeksi diri untuk jadi pribadi yang lebih baik.

Alhamdulillahirobbil'alamiin...
Robbighfirlii wa tub 'alayya

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita