Kisah Cinta 25 Desember

25 Desember adalah tanggal spesial di keluarga kami.
Alasannya?
Karena pada tanggal itu Atok dan Nenek memperingati hari jadi mereka dan hari pernikahan mereka. Wihiy~
Atok lahir pada 25 Desember 1931 dan Nenek pada tanggal 25 Desember 1937. Keduanya menikah pada 25 Desember 1958. Dan keduanya sempat merayakan pernikahan emas (50 tahun) pada tahun 2008 lalu. Tapi belum sempat sampai pada perayaan ke 51, Atok lebih dulu berpulang ke rahmatullah pada April 2009.
Separuh jiwanya hilang.
Mungkin itu yang nenek rasakan, karena setelah kepergian Atok kesehatan nenek pun terus menurun sampai saat ini. Semasa hidup nenek memang sangat mengurusi atok, terutama karena Atok menderita parkinson dan sakit paru-paru.
Tapi bukan itu yang paling menarik menurutku. Kisah cinta keduanya bak Cinderella story.
Nenek hanyalah anak yatim penjual pisang yang hidup dalam keterbatasan. Tapi semangatnya membuat nenek bisa menjadi guru di usia 14 tahun.
Sedangkan atok adalah anak seorang walikota Siantar (saat itu) yang hidup dalam kecukupan bahkan lebih.
Atok kemudian masuk asrama pendidikan guru, disanalah keduanya bertemu.
Hidup di asrama membuat atok jauh dari kehidupan mewah yang didapati saudara-saudaranya yang lain. Sehingga memulai kehidupan yang sangat sederhana bersama nenek.
Layaknya di sinetron, atok juga mengalami penolakan dari orangtuanya yang menginginkan pasangan dari strata yang sama. Kalau di India, udah ga bisa nikah nenek sama atok ini hehehe...
Tapi kehidupan membuktikan bahwa apa yang melandasi sebuah hubungan akan menentukan bagaimana hasil dari apa yang diniatkan itu.
Nenek adalah guru bagi atok. Atok yang awalnya tidak dekat dengan agama kemudian diajari nenek sholat dan mengaji. Atok yang tidak terbiasa bekerja sendiri diajari nenek bertukang sehingga terampil membuat perabot. Atok juga diajarkan menjahit sehingga jago menjahit pakaian. Sederet keterampilan lain juga diajarkan nenek untuk memampukan Atok.
Penolakan itu tetap terasa dalam pernikahan nenek dan atok. Tak jarang anak-anaknya (mamak dan saudara-saudaranya) mendapat perlakuan yang berbeda. Tak perlu disebut seperti apa, tapi kalau dijadikan sinetron cukup menyedihkan sebenarnya.
Kisah ini pernah aku tuliskan dalam sebuah draft novel tentang cinta nenek dan atok, tapi sampai sekarang belum juga selesai kutuliskan. Semoga satu hari nanti bisa diselesaikan...
Satu pelajaran yang nenek ajarkan adalah :
"Jadilah laut yang menerima semuanya. Air yang bersih, air yang kotor, air hujan. Tapi laut akan selalu mengembalikan kebaikan, ikan yang sehat dan air yang bersih"
Saat kisah ini diceritakan kepadaku, aku merasa bahwa takdir baik telah mempertemukan Atok dan Nenek.
Bersedia untuk saling menghebatkan dan dihebatkan.
Berjuang bersama-sama dalam kehidupan :')
Terima kasih untuk kisah cinta yang menginspirasi ini Tok, Nek...
Terima kasih sudah mengajarkan cinta dalam kehidupan, kini kami melihat hasil dari apa yang telah kalian perjuangkan, kami juga telah merasakan cinta yang kalian jalin dalam keutuhan rasa.
Selamat ulang tahun ke-83 Atok, semoga Allah menempatkan Atok di tempat terbaik
Selamat ulang tahun ke-77 Nenek, semoga lekas sembuh dan bersemangat kembali
Selamat hari pernikahan ke-55, semoga dipersatukan kembali di JannahNya dalam cinta sebenar-benar cinta.
:')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Menghayati Lagu Cicak di Dinding