Tuhan Paling Romantis

Seharusnya aku tidak membuat judul seperti ini karena Tuhan hanya SATU dan tiada pembanding bagiMu. Jadi sebenarnya bukan kata 'Paling' yang kugunakan, kan? Hanya saja aku ingin menggunakan Tuhan Paling Romantis karena aku merasakannya... Aku merasakan bahwa segala romantisme yang dihadirkan di dunia ini sesungguhnya adalah romantisme paling nyata dariMu, wahai Tuhan Paling Romantis.

Aku melihatnya. Manusia-manusia yang bertuhan pada hal-hal selain Tuhan yang sesungguhnya. Romantis bagi mereka berbentuk seperti memberi perhatian, memberi bunga, cokelat, kejutan atau apa sajalah yang sejenisnya. Romantisme itu mereka dapati dari hasil propaganda media, roman picisan pengeruk iman, ohh...

Tapi aku juga mengenalnya. Romantisme dari orang-orang pilihan-Mu seperti laki-laki itu, dia sangat romantis. Namanya Muhammad, setiap kali mendengar namanya kami akan segera bersholawat atasnya, untuk lelaki paling romantis itu. Seorang lelaki yang tak segan membantu istrinya, bersenda gurau, olahraga bersama, senantiasa bersikap adil dan semua itu tidak menurunkan marwahnya sebagai lelaki yang ditakdirkan menjadi Pemimpin Besar di dunia ini.

Tapi dari semua romantisme itu secara jujur akan kukatakan bahwa Engkaulah yang paling romantis... Engkau ya Allah...

Waktu-waktu bersamaMu adalah yang terbaik. Setiap kali aku merasa lemah dan tak berdaya aku datang kepadaMu dan mengadukan semuanya. Aku berbicara kepadaMu lewat do'a-do'a yang memiliki arti-arti indah, bukankah itu sangat romantis?
Sholat, amalan yang Engkau perintahkan untuk diupayakan oleh manusia kala mereka meminta tolong. Setiap sholat yang berbeda, aku menemukan lagi romantismeMu yang berbeda.


Di sepertiga pagi, ada Dhuha dengan doa indah penuh rayuan. Aku ingat bait terakhirnya, "Aatiini bimaa aataita bi 'ibaadika-s-shoolihin" "Berikanlah aku seperti apa-apa yang telah Engkau berikan kepada hamba-Mu yang sholih"
Aku sedikit malu memintanya. Aku meminta sesuatu yang sama dengan orang-orang sholih, yang derajatnya tinggi di sisiMu. Kau mencintaiku dengan cara yang sangat manis, aku tahu Kau menyemangatiku untuk mengejar kebaikan-kebaikan para sholihin itu, kan?

Di sepertiga malam ada tahajjud yang menawarkan kemuliaan bagi para pelakunya. Kau kembali sangat romantis lewat do'a-do'a itu. KataMu sholat ini memberikan kemuliaan tapi isi do'a pada sholat ini berisikan pujian-pujian terhadapMu dan penegasan atas kebenaran-kebenaranMu. Sepertinya aku tahu, adakah Engkau tengah menyemangati kami bahwa kemuliaan akan Engkau berikan bagi orang-orang yang senantiasa menyenangkanMu?
Alhamdulillah, segala puji memang hanya bagiMu ya Allah...

Aku juga jatuh hati pada sholat hajat beserta bait-bait penuh cinta itu, bahwa Engkaulah yang mengurusi semua persoalan hidup ini. Janji-janjiMu yang tidak palsu tentang urusan yang akan Engkau selesaikan, tentang dosa yang akan Engkau ampunkan, tentang kepentingan yang Engkau janjikan jalan keluar, tentang hajat yang Engkau kabulkan. Lalu aku yang lemah ini merasa paling beruntung dicintai dengan cara seperti itu. Bukankah Engkau yang paling romantis?

Satu lagi, namanya Istikhoroh. Untuk keputusan-keputusan besar dalam hidup. Bukan hanya antara dua pilihan tapi juga harus dilaksanakan pun jika hanya ada satu pilihan. Dalam bait-bait do'a itu Engkau ajarkan kami untuk memintakan kepadaMu sebuah pilihan. Dengan demikian Engkaulah yang memilihkan, bukan kami beserta ego beserta hawa nafsu atau yang terburuk bersama syaithanirrajiim. Naudzubillah.
Dan waktu itu aku percaya bahwa jika Engkau tidak mengizinkannya maka akan terjadi halangan-halangan saat aku mengusahakannya, jika Engkau mengetahui kebaikan-kebaikannya maka Engkau yang memudahkannya. Tuhanku, begitu romantisnya Engkau...

Tentu masih banyak do'a-do'a lain yang sama romantisnya, sesedikit itupun aku sudah bahagia... Aku merasakannya, kebaikan-kebaikanMu dalam setiap masa.

Ku yakin Engkau sudah tahu bahwa yang aku tuliskan ini belumlah mencukupi keromantisan sesungguhnya yang Engkau hamparkan dalam setiap sujud. Di titik terendah itu seringkali aku tak mampu menahan tangis, setiap kali itu pulalah aku merasa bahwa bebanku Engkau cabut. Ada beban yang luruh bersama airmata lalu mengemis kasihMu yang selanjutnya kulakukan. Aku tentu tahu bahwa Engkau sudah tahu, tapi berlama-lama curhat kepadaMu sungguh menyenangkan. Engkau tahu itu kan? :)

Ya, Engkau memang tak pernah menjawabnya langsung. Karena Musa AS pun pingsan saat memintaMu menunjukkan DzatMu, karena gunung batu yang kokoh pun terbelah saat Engkau akan menunjukkan DzatMu. Apalagi aku? Ah, siapalah aku ini yang tidak lebih mulia dari Musa AS dan tidak lebih kuat dari gunung batu itu?
Aku memang tak tahu apa yang tengah Engkau bicarakan kepadaku tapi jalan kehidupan yang Engkau berikan adalah jawaban dari itu semua. Bahwa Engkau selalu ada...

Selalu bergenang pelupuk mata ini saat menyebut "Allah Maha Baik..." itulah satu-satunya yang bisa kuungkapkan setiap kali Engkau menyertaiku dalam menyelesaikan urusan-urusanku. Engkau Maha Baik, Engkau Maha Baik...

Engkau yang paling romantis karena mengatur semua langkah, rezeki, pertemuan dan maut. Kami menyebutnya sebagai "Kebetulan" sedang di sisiMu semua itu Engkau sebut dengan "Terencana."

Tidak cukup menceritakan romantismeMu dalam kata-kata. Tapi setidaknya aku ingin lebih banyak orang yang bisa merasakan cintaMu. Betapa nikmatnya menyadari kebesaranMu. Aku tentu tak dapat lebih romantis dari ini tapi aku yakin Engkau akan lebih-lebih romantis lagi selanjutnya.

Terhadap Tuhan paling romantis, aku akan terus meminta untuk jatuh cinta duluan kepadaMu sebelum makhluk-makhlukMu. Paling tidak bisakah porsinya lebih besar untukMu?
Katanya Engkau tak mau hadir pada hati orang yang di dalamnya tidak ada namaMu...
Aih, betapa Pencemburunya Engkau...
Kalau begitu, Tuhan paling romantis...
Maukah Engkau mengisi hatiku terlebih dahulu sebelum yang lainnya?

Tuhan paling romantis,
Aku jatuh hati pada semua rencanaMu dan cintaMu...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita