Penampilan Ikhwan, Kelakuan?

Aku akhirnya dengan sengaja dan secara sadar harus menulis postingan ini setelah makin tak mengerti dengan kelakuan-kelakuan -yang katanya- Ikhwan terhadap para Akhwat.

Cem ginilah kira-kira...
Sebenarnya Ikhwan yang berasal dari bahasa Arab ini memiliki arti "saudara laki-laki" tapi di Indonesia kemudian istilah Ikhwan disematkan pada lelaki yang alim, berwajah klimis dan berjenggot tipis, suka pakai baju koko dan celana bahan. Ikhwan juga mengacu hanya pada cowok yang aktif mengikuti pengajian, aktivis Rohis, pokoknya cowok-cowok alim deh. (Membongkar Rahasia Ikhwan Nyebelin hal. 4)

Ya, dari penampilan fisiknya kita mungkin sepakat dengan deskripsi di atas.

Tapi sungguh, ada yang menggelitik jari-jariku untuk menuliskannya lebih lanjut.
Tentang Ikhwan...
Tentang Kelakuan...

***

"Dia ngajakin aku ke bioskop..." kata temanku saat kami berkumpul di hari jadinya.
"Hahh?!! Siapa?" sontak kami ternganga.

Awalnya aku menyangka bahwa seseorang yang mengajak temanku nonton itu adalah lelaki biasa yang hobi kongkow. Temanku ini memang tidak memberitahukan identitas lelaki itu, tapi dia sering mengatakan bahwa sikap lelaki itu sangat mengganggu. Akhirnya aku punya kesempatan untuk mengetahui sosok lelaki itu saat melihat inbox FB temanku ini. Kuingat-ingat nama akunnya.
Sampai di rumah, aku mengecek akun tersebut, dan...
ASTAGA! Dia seseorang yang statusnya dipenuhi dengan kata-kata motivasi islami lalu menyebut dirinya sebagai Ustadz!
Ini justru kontras dengan apa yang ia katakan dalam inbox FB temanku itu.
"Ke bioskop, yuk... untuk merayakan ulang tahunmu"
Ohh, pantaskah?

Ini bukan satu-satunya kasus yang dialami langsung oleh temanku. Seorang teman lainnya juga pernah mendapatkan perlakuan sejenis. Dia bercerita bahwa ada seorang ikhwan yang sering berinteraksi dengannya. Awalnya kami memang tak terlalu perduli karena sudah tahu bahwa temanku ini sedang dalam proses ta'aruf. Sampai suatu hari kawanku ini memperdengarkan sebuah lagu kepadaku.

"Lagu apa ini?" tanyaku.
"Itu lagu yang dikirim dia, ciptaannya sendiri..." jawab temanku.

Masalahnya lagu itu roman banget, gak ada pesan dakwahnya sama sekali.
Aku langsung memasang wajah yang entah kayak apa. Rasa eneg itu kian bertambah saat aku mengecek akun media sosial milik ikhwan yang dimaksud tersebut.
Betapa mengherankannya seseorang yang banyak menulis kisah hikmah, puisi dan tulisan-tulisan inspiratif ini sanggup mendekati seorang akhwat dengan cara yang... ahh! dimana syar'i-nya sih?!

Itu belum lagi beberapa 'penampakan' yang pernah aku lihat sendiri.
Ikhwan-akhwat nonton bareng di bioskop, duduk sebelah-sebelahan.
Ikhwan-akhwat makan bersama di kafe.
Ikhwan-akhwat boncengan naik motor.

"Jangan suudzhon dulu, Put... Manatau mereka sudah menikah"

Oke. Pertama, aku kenal orangnya dan tahu persis dia belum menikah. Kedua, pasutri mana yang makan bersama tapi jauh-jauhan dan dengan bahasa tubuh yang canggung? Dengan gerak-gerik 'merasa tak enak' saat kami tatapi?

Belum lagi ikhwan yang suka tebar pesona, ngerasa kece, terus mendekati akhwat-akhwat yang punya penampilan kece juga. Belum lagi ikhwan yang hobi ngejejerin perempuan dengan alasan 'ingin memilih yang terbaik'. Belum lagi ikhwan yang suka ngemodusin pake SMS taushiyah atau ngingetin sholat tahajud. Belum lagi ikhwan yang suka PHP sana-sini dengan kata-kata manis beracun. Belum lagi ikhwan yang suka ngajak diskusi biar bisa sering ketemu sama 'incarannya'. Ahh, banyak... Banyak banget! Nget! Nget! modus operandi si ikhwan-ikhwan ini!

***
TIDAK UNTUK DITIRU!

Tanpa bermaksud untuk menjelek-jelekkan saudara sendiri, aku menulis catatan ini dengan niat untuk saling mengingatkan sesama muslim.

Untuk para Ikhwan,
Hendaknya janganlah menggunakan pesona kealiman anda itu sebagai pemikat bagi lawan jenis. Ingatlah, Allah menilai anda. Terutama bagi anda yang -katanya- bergerak di jalan dakwah, aktivis dakwah, fi sabilillah, sebagai da'i ilallah, ingatlah kembali bahwa pekerjaan yang anda pilih itu membutuhkan keseimbangan ruh dan fisik. Jangan hanya bagus di penampilan tapi justru buruk di kelakuan.

Jangan kebanyakan modus dalam mendekati perempuan. Kalau anda menghormatinya, anda harusnya tahu sampa mana batas-batas anda boleh berinteraksi dengannya.
Gunakanlah cara yang syar'i, jangan dicampur-campurkan kalimat-kalimat thoyyibah dalam gombalan anda.

"Masya Allah, anti cerdas sekali... Seperti ibunda Aisyah R.A..."
"InsyaAllah nanti ana bangunkan untuk tahajud..."

Hellow!
Ingatlah bahwa jika bercampur yang halal dengan yang haram maka jatuhnya menjadi HARAM!

Anda tahu Dajjal?
Dia akan membawa api dan air secara bersamaan. Dia akan menawarkan kebaikan dan keburukan secara bersamaan. Pertanyaannya, bukankah kelakuan-kelakuan seperti di atas bersifat sangat Dajjal???!

Renungkanlah lagi, apa sebenarnya yang tengah anda cari.
Penilaian Allah atau penilaian manusia?
Anda boleh merasa baik di mata manusia, tapi ingatlah di saat yang sama Allah justru tengah menghinakan anda atas kelakuan-kelakuan tersebut.

Untuk para Akhwat,
Catatan ini selayaknya memberikan gambaran bahwa "Don't judge the book by it's cover"
Tampilan luar sungguh tidak dapat menjelaskan apa yang ada di dalamnya.
Memang tidak semua ikhwan begini, tapi kita justru harus ingat bahwa ada manusia-manusia yang pandai sekali menyamarkan keburukan dirinya.
Kita juga harus waspada, jangan gampang luluh dengan lelaki yang terlihat baik dari kulitnya.
Sudah banyak kejadian akhwat yang tertipu oleh lelaki yang tampak seperti ikhwan.
Bukan menumbuhkan su'udzhon, tapi kewaspadaan.

Kalau kita dimodusin oleh lelaki, jawablah dengan tegas.
Baik dengan lisan maupun sikap.
Sekalipun misalnya kita memiliki rasa tertarik terhadap dia, cobalah untuk tegas saat dia mengajak kepada hal-hal yang tidak syar'i. 
Jangan menye-menye! Ngomongnya "nolak" tapi bahasa tubuhnya "minta"
Hellow! Lelaki lebih memahami bahasa tubuh ketimbang bahasa lisan, tau...
Mari kita bantu mereka menjaga pandangannya, menjaga dirinya, menjaga diin-nya.

Mohon maaf, tapi bagiku menjadi Akhwat bukan sekedar memanjangkan jilbab. Di dalamnya harus disertai dengan menguatkan IMAN, menguatkan SIKAP, menjadi pribadi berPRINSIP dan terus memperbaiki diri.

"Tapi kan kita manusia biasa, tempatnya khilaf dan lupa"

Iya, tapi khilaf jangan jadi hobi. Tercelup ke dalam kubangan dosa lalu dianggap biasa, udah tercelup lanjut berenang pula! Oalah...

Dan semoga ikhwan-ikhwan yang saya paparkan di atas segera menyadari kekhilafannya. Kalaupun anda tidak terima, ya sudahlah mungkin ada yang salah dengan hati anda. Karena salah satu tanda kesombongan adalah tidak mau menerima kebenaran selain dari apa yang dianggapnya benar. Sebut saja MENAFIKAN.

Semoga kita senantiasa menjadi orang yang terpelihara hatinya.
Mungkin kita pernah khilaf dan lupa, tapi pintu taubat dari Allah senantiasa terbuka.

Wallahu a'lam bisshawaab...

*bonus :
Buku inilah yang saya jadikan acuan di atas.
Sangat direkomendasikan untuk Akhwat yang
ingin membentengi diri dan Ikhwan yang
menginginkan Ishlah (perbaikan).

Komentar

  1. walaupun tidak tampak di permukaan tetapi ini nyata. nyebelinnya selangit jadi pengen tak lempar ke kutub utara biar hipotermia di sana :v (lo kok malah nyanyi) aahh sudahlah,..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak, justru ini saya dapati di dunia nyata. Semoga kita terhindar dr makhluk2 begitu itu ya mbak :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita