Get The Perfect? or Make It Perfect!

"Aku tahu dirimu tidaklah sempurna
Tapi, maukah kau menyempurnakan hidupku?"

-ND-

***
Apa yang sebenarnya tengah kita cari dari seseorang yang akan mendampingi kita? Kesempurnaan kah?
Sementara kita tahu bahwa tak ada satu manusiapun yang sempurna, masing-masing punya kekurangan.

Baiklah. Sebut saja kesempurnaan itu adalah definisi yang kita buat sendiri.
Misalnya, seseorang mencari pendamping yang tidak hanya sholih, tapi juga cerdas, minimal sudah S2, punya rumah, punya mobil, dan sederet kriteria buatan lainnya.
Tapi kenyataannya, semakin banyak kriteria yang kita tetapkan justru semakin banyak kekurangan yang akan ia tunjukkan. Kenapa?

Jelas saja, Allah Ta'ala menciptakan manusia ini tidak ada yang sama. Variasi sifat, karakter, nasib akan memunculkan individu-individu yang berbeda pula. Jadi tetap saja tak ada yang sempurna, karena pikiran kita sebagai manusia pun mungkin belum sempurna. Misalnya saja semua kriteria itu sudah terpenuhi, tetapi ada yang tidak kita sukai dari dirinya. Di mata kita tetap dianggap sebagai kekurangan toh? Padahal mungkin di mata orang lain itu bukanlah suatu kekurangan.

Just because someone is perfect, doesn’t mean they’re perfect for you.
Sampai kapanpun, yang namanya mencari kesempurnaan adalah hal mustahil. Sebab, kesempurnaan hanya milik Allah Ta'ala.

Dalam suatu mahfuzhot (pepatah Arab) dikatakan :


"Barang siapa yang mencari teman/saudara tanpa aib (kekurangan) maka dia tidak akan pernah memiliki teman/saudara itu"

See?
Kita memang tidak akan bisa menemukan kesempurnaan itu.

Kalau begitu, MAKE IT PERFECT!
Ketika kita tidak bisa mendapatkan pasangan yang sempurna, kenapa tidak mengubah pola pikir saja?

Mari Saling Menyempurnakan!

Kalaupun seseorang itu ternyata sangat jauh dari kriteria yang kita harapkan, anggaplah semua yang ada pada dirinya sebagai kesempurnaan.
Misal, kriteria sempurna dalam pikiran kita adalah :  Rupa yang bagus, kaya raya, romantis, perhatian, pinter Bahasa Inggris, jago masak, jago olahraga atau sederet kriteria lainnya.
Ternyata kita dipertemukan dengan seseorang yang : Biasa saja rupanya, tidak terlalu kaya, humoris, pinter Matematika, tetapi akademisnya bagus. Kalau begitu, kita ubah mindset bahwa sempurna versi kita adalah DIA yang sudah ditakdirkan untuk kita. Dengan begitu, kita bisa menerimanya tanpa perlu merasa kecewa.


"Cinta itu bukan KARENA, tapi MESKIPUN" (My Ustadz's Quote)

Sedang kita tahu bahwa diri kita jugalah tidak sempurna baginya.
Kalau begitu, mengapa tidak saling menyempurnakan saja?
Apa yang dia bisa akan menutupi ketidakbisaan kita.
Dan apa yang kita bisa hendaknya menutupi ketidakbisaannya.


"Suami adalah pakaian bagi istrinya, dan istri adalah pakaian bagi suaminya"

Ya, daripada sibuk mencari kesempurnaan, kenapa tidak saling menyempurnakan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Menghayati Lagu Cicak di Dinding