#TwitPeDe

Sebuah riset menunjukkan bahwa ketakutan terbesar manusia bukanlah hal-hal mistis yang berbau horor, tapi ternyata yang duduk di peringkat pertama adalah bicara di depan umum. Perasaan takut salah, takut dinilai orang sepertinya menjadi unsur dominan untuk membuat seseorang jadi kacau ketika tampil.  Beberapa grogi, beberapa blank dan ada juga yang sampai pingsan. Ketidaksiapan mental itu muncul dari sebuah unsur yang tidak ada bernama PERCAYA DIRI.


Banyak yang tanya ke aku gimana caranya untuk jadi pede, rahasianya apa, tipsnya apa aja...
Jadi aku berpikir untuk membuat tulisan ini, untuk sharing bagi siapapun yang mau mengambil manfaatnya


Kalau ada yang tanya tips pede ke aku, sebenarnya aku pengen ketawa. Dulunya, tidak ada yang mengenal Putri seperti hari ini. Aku bisa disebut underdog alias orang yang tidak diperhitungkan sama sekali. Jangan tanya soal percaya diri, di sekolah aku hanya preman kacang alias sok-sok kuat padahal sebenarnya cengeng. Mungkin begitu caraku untuk menutupi kelemahanku dulu.

Aku yang dulu sama sekali enggak pede. Disuruh berpidato di depan selalu grogi, kalau enggak terlalu tunduk liat lantai atau terlalu mendongak liat atap. Liat mata audience? Aduh! Bisa pingsan aku saking takutnya :D
Liat orang banyak? Apalagi! Saat-saat itu kusebut sebagai krisis percaya diri. Saking gak pedenya, aku sampai enggak berani jalan di tengah kerumunan orang. Ditambah lagi ketika di pesantren, berjalan di depan lawan jenis adalah sesuatu yang sangat tabu. Bisa jadi bahan ejek-ejekan kalau kita nekat jalan-jalan di area lelaki. Di masa krisis ini aku harus ditekan lagi dengan perlakuan bully dari beberapa kawan. Kenapa? Karena aku memang aneh saat itu, aku sadari. Aku masuk di kelas pertama yang bisa disebut unggulan. Tapi kebiasaanku berbeda dengan mereka. Anak-anak di kelas itu sangat rajin belajar, mengejar target, semua tertata rapi dan disiplin. Sementara aku? Aneh, karena suka tidur di kelas. Malas belajar dan jarang ngerjain tugas. Pakaian gak pernah rapi, urakan khas orang seni. Absurd? Mungkin seperti itulah kira-kira...

Jadi aku temukan tips pertama:

1. COBALAH INTROSPEKSI KEKURANGAN DIRI

Aku menyadari keanehanku dan merasa harus berubah. Aku sadar bahwa satu hari orang-orang tidak akan bisa menerima keanehanku ini lagi. Yang ada mereka malah bosan dan muak. Akhirnya aku mulai belajar...

Caraku bermacam-macam saat itu. Yang paling mudah dan cepat adalah mengimitasi orang lain alias meniru. Aku lihat beberapa orang yang menurutku punya gaya bergaul cukup baik dan unik. Aku dekati mereka lalu aku belajar dari mereka. Yang membuat orang tidak suka, jelas aku tinggalkan. Tapi jika itu dapat membangun hubungan baik dengan orang maka aku ikuti. So tips yang kedua :

2. PELAJARI GAYA BERGAUL YANG BAIK DARI ORANG SEKITAR KITA

Cara ini lumayan berhasil dan menjadi langkah awal membangun kepercayaan diriku. Pelan-pelan aku mulai bisa berteman, dengan cara itu pula aku bisa membedakan mana teman yang bisa diajak bercanda atau serius.

Mungkin orangtuaku bisa melihat masalah ini, akupun akhirnya bercerita soal krisis percaya diri itu. Ini sangat wajar terjadi sebenarnya pada usia remaja. Bahkan sampai dewasa pun manusia masih bisa mengalami krisis percaya diri. Oleh ibuku, aku disarankan untuk mengikuti semua jenis ekstrakulikuler yang ada di pesantren saat itu. Aku pun mencobanya. Aku sempat mencoba di bidang olahraga seperti badminton tapi gagal, jadi kuputuskan untuk keluar. Pelan-pelan kucoba ikut seni kaligrafi sampai akhirnya cabang inilah yang kutekuni. Aku juga mencoba di bidang jurnalistik, dan lulus. Begitupun di Pramuka, aku merasa banyak sekali terbantu saat di Pramuk. Karena tips yang ketiga :

3. CARI KEGIATAN YANG MEMAKSA KITA HARUS TAMPIL PEDE

Yang namanya Pramuka mana mungkin diam-diam saja, mau tidak mau harus tampil ke depan dan harus PeDe. Kalau kata pembina kami dulu, "Putuskan urat malu" yang artinya jangan kebanyakan malu sama gengsi. Akhirnya kita jadi tampil PeDe karena di Pramuka memang tidak bisa diam-diam saja.
Selain itu aku juga mulai serius di Muhadhoroh (latihan pidato) walaupun kegiatan ini jarang disukai mayoritas santri. Tapi hanya di saat Muhadhoroh lah aku merasa punya moment untuk memberanikan diri berbicara di depan umum. Terpaksa? Ya iya, pada awalnya saja. Belakangan, aku merasakan manfaat besar dari kegiatan ini.

4. JAUHI PIKIRAN NEGATIF

Pikiran negatif sangat membahayakan loh! Jadi hindari kata-kata negatif untuk masuk ke pikiran kita. Kalau aku menyebutnya, "Kata-kata negatif cukup sampai telinga saja ya... Kata-kata positif, silahkan masuk ke dalam dan jelajahilah sampai syaraf-syarafku". Dengan begitu, aku berusaha membangun aura positif dalam diri, tapi juga tidak mengindahkan kekurangan diri ya... Kita juga harus tetap menyadari kekurangan diri sehingga menjadi point introspeksi ke depannya.

Sebenarnya banyak lagi cara untuk membangun rasa percaya diri, semua itu tergantung pada individu masing-masing untuk membangunnya.

PeDe itu bukan cuma orang yang gokil suka teriak-teriak kenceng aja loh, malah ada temanku yang sejenis ini tapi ternyata tidak cukup percaya diri dengan dirinya sendiri.
Sebaliknya, ada orang yang terlihat diam dan tidak banyak bicara namun optimis dalam hidup sehingga PeDe untuk hal-hal yang ia jadikan tujuan.

So, PeDe itu bukan nasib yang tidak bisa diubah ya...
PeDe itu PROSES!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita