Petualangan di Malam Tahun Baru

Apa yang orang-orang lakukan di malam pergantian tahun?
Niup terompet? Jalan-jalan? Maen kembang api?

Aku punya cerita yang beda...


***


Entah disengaja atau tidak, pesantren selalu menyetel ujian tengah tahun itu jatuh pada malam tahun baru. Selama 6 tahun di pesantren aku sama sekali enggak pernah merayakan tahun baru di luar.
Jangan harap kami sedang berpesta pora, yang ada hanyalah berkutat dengan buku pelajaran, catatan dan kamus bahasa Arab. Begitulah, kami memang punya kebiasaan sahirullayal (bangun di tengah malam) untuk belajar saat musim ujian. Pada masa ujian kami diberi kelonggaran untuk tidur sampai jam setengah 11, kalau hari biasa kami harus sudah tidur pukul 10 malam tepat.

Jadi bagaimana petualangan tahun barunya?

Aku akan jawab... IT'S WOW!

Kami bertahan untuk tidak tidur sampai pukul 12 malam hanya untuk bisa mendengar suara kembang api atau paling tidak mengintip kembang api dari balik jendela. Dan esoknya, kami akan bercerita siapa yang bisa melihat kembang apinya, hahaha...
Setiap malam tahun baru, keamanan diperketat. ustadz ustadzah akan daur (keliling) menyenter kamar-kamar mana yang nekat tidak tidur. Selama 6 tahun disana, bolak-balik aku gagal menyaksikan pergantian tahun.
Karena apa?
Aku ketiduran di menit-menit terakhir karena terlalu lama menunggu~ :D

Tapi satu hari di kelas 6 (3 Aliyah) aku dan beberapa teman seangkatan nekat menyaksikan pergantian tahun dari mesjid lantai 3, ini adalah tempat tertinggi yang bisa kami capai serta memungkinkan untuk melihat kembang api yang diluncurkan di pusat kota.
Sementara yang lain hanya ingin merasakan euforianya, aku malah punya niatan untuk dapat membaca 1 juz Al- Qur'an tepat di momen pergantian tahun. Niatnya satu, ingin menutup dan membuka tahun dengan hal baik.

Aku dan beberapa teman menyusun rencana, kami belajar di mesjid lantai 3 seperti biasa. Saat semua sudah disuruh pulang dan lampu mesjid dimatikan, kami tidur dan tiarap di ujung ruangan. Beberapa memilih bersembunyi di luar jendela yang memungkinkan untuk berkamuflase...
Merasa sudah aman, kami semua keluar. Aku pun mulai membaca Al-Qur'an, sesuai niatku. Menjelang pergantian tahun kami sudah duduk manis di jendela luar menghadap ke pusat kota. Semacam pendaki yang menunggu terbitnya matahari, begitulah kami...

Dan...
Beberapa menit sebelum pergantian tahun, KAMI KETAHUAN!
Seorang ustadzah yang tajam penglihatannya melihat kami dari bawah mesjid. Sontak kami kabur berpencar entah kemana. Saking kagetnya, buku yang kubaca ternyata tinggal dan aku tidak sadar. Tiba-tiba ustadzah sudah muncul di ambang tangga dengan membawa sapu! Oh, GOD!
Kami semua lari dan turun ke bawah sebelum sapu si ustadzah mencium kaki-kaki kami.
Sampai di bawah aku baru ingat kalau bukuku ada yang tertinggal, sementara seorang teman lagi juga ketinggalan barangnya di atas.
Saat kami mau mengambilnya, kami bertemu lagi dengan si ustadzah!
Karena alasan yang tidak mengada-ada, kami akhirnya boleh naik ke atas tapi diberi waktu 3 menit.



What a cool moment...

Tepat saat aku mengambil bukuku, dari pusat kota terlihat kembang api yang bersahut-sahutan. Aku terdiam sejenak, menikmati momen yang selalu kelewatan karena ketiduran setiap tahunnya.

Begitulah, itu adalah satu-satunya momen pergantian tahun yang penuh petualangan semasa nyantri :)

Komentar

  1. tidak jauh beda cerita kita hahaha
    seru ngebaca tulisannya put

    BalasHapus
  2. Wah iya ya akhi? Kalo anak baniin punya spot sendiri nih pasti :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita