Marrying Korean? Think More!

Everything about Korea pasti jadi pembicaraan hangat saat ini. Apapun itu kalau soal Korea pasti ramai saja. Artis, musik, drama, fashion, sampai makanan Korea selalu jadi bahasan menarik.

Anehnya banyak sekali yang memimpikan menikah dengan orang Korea.

*Keadaan yang sama dengan demam F4 (Tao Ming Tse, dkk) yang memunculkan fenomena mencari pasangan dari Taiwan*

Ya, siapa yang bisa bohong kalau tampilan mereka sangat menarik (saat ini, dulu tidak). Pas lagi iseng-iseng browsing akhirnya nyasar di salah satu artikel yang pada akhirnya membuat aku penasaran tentang pernikahan di Korea.

Yang paling sering aku tanyakan itu, "Kenapa orang-orang Korea lama menikah?" >>
Wanita Korea Lama Menikah

Bayangkan, di Indonesia menikah di umur 30 aja udah tabu. Laki-laki sih aman, perempuan yang kocar-kacir di ujung tanduk. Nah, di Korea di umur kepala empat pun mereka masih santai untuk menjomblo. Malah kalau ada yang menikah di usia 20-an dianggap terlalu muda.

Aduh, di Korea enggak ada penelitian soal kesuburan kah? Whatever lah, tapi bukannya semakin tua seseorang maka semakin sulit untuk berketurunan kan?

Wajar kalau keluarga-keluarga di Korea akhirnya bisa membatasi keturunan sampai 2 orang anak saja kalau ditilik dari usia menikahnya.

Abang memang ganteng dek, cuma abang belum mau nikah
dek... Cemana lah ya? :D

Oke, searching punya searching dengan keyword "orang Korea lama menikah" akhirnya aku mendapat pencerahan dari beberapa tulisan.

Yang pertama dari sini >> Operasi plastik dan menikah di usia tua

Sedikit kaget karena baru tahu segitu hebatnya orientasi karir dan duniawi mereka. Kirain cuma persaingan dunia entertaiment sama bisnisnya aja yang kuat. Ternyata sampai lapisan bawah pun mengalami tekanan yang sama. 

Karir. Sukses. Kaya.

Otomatis pernikahan bukan lagi hal yang penting sama mereka.

Pertama, jadi sangat bersyukur terlahir sebagai seorang muslim yang segala sesuatunya sudah diatur sangat sempurna oleh Allah yang Maha Esa. Termasuk soal cinta sampai pernikahan, peran lelaki dan perempuan, sangat sangat adil.

Nah, ada satu artikel lagi nih dari seorang muslimah yang tinggal di Korea yang menceritakan fenomena mixmarried (pernikahan campuran) di Korea. Tren atau Masalah? Oke, oke baca dulu disini >> http://buahatikusurgaku.blogspot.com/2013/01/fenomena-mixmarried-di-korea-selatan.html

Walah, kalau tahu gini siapa juga yang mau nikah sama orang Korea. Jangan berharap manisnya percintaan khas drama dan film Korea deh, yang ini jauh-uh-uh dari kenyataannya. Mayoritas orang asing yang dipilih itu dari Vietnam. Enggak tahu alasannya apa, tapi menurutku karena perbedaan fisik yang enggak terlalu jauh jadi tidak terlalu mencurigakan kalau pasangannya non-Korea. Kalau udah baca artikel di atas tadi pasti tahu gimana keluarga dan masyarakat Korea memperlakukan keluarga mixmarried. Bahkan kabarnya, Hwang Min Woo (anak kecil yang muncul di video Gangnam Style -PSY di-bully hanya karena ketahuan bahwa ibunya seorang vietnam >> http://talk.onevietnam.org/lil-psy-from-gangnam-style-dont-be-ashamed-to-be-half-vietnamese/

Oke, maka hal kedua yang aku syukuri adalah ALHAMDULILLAH aku lahir di Indonesia yang enggak ribet soal pernikahan (kecuali pernikahan beda agama, ini memang enggak ada toleransi yaa).

Bully, diskriminasi atau apapun itu yang bentuknya menindas sepertinya tidak kita dapati di Indonesia.

Yang paling kejam setiap tahunnya selalu ada kasus pada pernikahan campuran di Korea, contohnya kasus yang satu ini >> http://talk.onevietnam.org/til-death-do-us-part-foreign-vietnamese-bride-killed-in-south-korea/

Hahh, bukannya pernikahan seharusnya menjadi tempat untuk saling melindungi dan berkasih sayang?

Menikah itu keputusan besar, baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah. Jadi nikah itu harusnya jangan berdasarkan tren. Jaman F4 dulu pasti keren banget nikah sama orang Taiwan, tapi jaman sekarang? ya udah biasa aja... Apa ini yang dicari dari pernikahan? Nilai prestise? Eksistensi? Pengakuan orang-orang? Ahh, pernikahan yang sesungguhnya jauh lebih mulia dari itu semua.

Maka hal ketiga yang kusyukuri adalah,

"TERIMA KASIH YA ALLAH KARENA AKU TERLAHIR SEBAGAI MUSLIMAH DI INDONESIA YANG TELAH ENGKAU ATUR HIDUPKU SELURUHNYA DENGAN KESEMPURNAAN TAKDIR-MU"

"Pilihlah seorang yang baik agamanya..."

Cukup.

Wallahu a'lam bisshawab