The Diary of Diaries

Dulu, waktu di pesantren aku punya kebiasaan menulis diary. Saking seringnya, aku sampai punya 3 diary full tentang kisah-kisah selama di pondok. Sebenarnya ada 4, tapi yang pertama ditangkap sama Pengasuhan waktu pemeriksaan lemari. Memang sih, kebanyakan diary biasanya bisa membongkar 'rahasia-rahasia cinta terlarang' di pesantren. Hehehe...



Kalau bosan, aku suka sekali baca ulang diary-diaryku. Nanti aku pilih satu yang lagi aku kangenin terus aku baca-baca. Terus saking udah lamanya, kadang aku suka lupa kejadiannya. Aku juga suka lupa siapa yang aku maksud disitu. Maklum, aku enggak pernah menulis nama asli orang di diary, pasti disamarkan. Antisipasi aja, kalau-kalau ada yang iseng baca diaryku dia enggak akan ngerti maksudnya. Hehe.

Diary itu cukup menggambarkan masa remajaku di pesantren. Perjalanan sebagai seorang ABG, yang sedikit alay dan lebay. Ya, pastinya tiap orang memiliki masa jahiliyah, termasuk aku.

Apa aja sih yang diceritakan di diary?
Banyak!
Mulai dari cerita teman-teman
Pengalaman pergi kesana-sini
Tentang sekolah sampai ujian
Soal suka-sukaan sama lawan jenis
Yaa, apa ajalah yang bisa diceritakan

Tapi aku punya kebiasaan unik biar diary-nya gak dibaca sama orang.
1. Selalu gunakan inisial untuk menyebut orang yang sedang dibicarakan. Boleh berupa singkatan nama, gelar atau ikon tertentu.
2. Ada variasi cara menulis. Misalnya di halaman pertama menulisnya dari atas ke bawah, nanti di halaman selanjutnya nulisnya dari bawah ke atas. Jadi yang mau baca-baca diary aku jadi bingung hehe...
3. Kadang-kadang bahasa 4L4Y tuh ada gunanya di diary. Yang baca pasti puyeng kalau tulisan kita kayak susunan rumus Kimia gitu (angka, huruf, angka, huruf)

Tapi ya itu, jangan jadikan masa lalu sebagai suatu penyesalan.

Masa lalu itu umpama spion. Boleh kita lihat, tapi tidak untuk berpaling ke belakang. Kalau berpaling, adanya nabrak.

Kita boleh melihat ke belakang sebagai suatu pelajaran untuk tidak mengulangi salah yang sama atau tidak terperosok ke lubang yang sama. Hanya boleh melihat saja ya, sebagai panduan untuk terus melaju ke depan. Tapi ingat! Jangan berpaling ke belakang. Kalau kita menengok ke belakang kembali, yang depan jadi enggak diperhatikan nih. Waduh bisa-bisa nabrak atau jatuh deh...

So, belajarlah dari masa lalu
Untuk bergerak ke masa depan ya ^ ^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita