Role Model of Love

Ketika bicara soal cinta, ada satu kisah yang selalu menjadi favorit para ikhwah.

Kisah “Mencintai dalam Diam” milik Ali bin Abi Thalib dan Fatimah RA.
Ada momen dimana Fatimah berkata pada Ali, “Tahukah engkau suamiku, bahwa dulu aku pernah mencintai seorang pemuda?” Perkataan Fatimah membuat Ali terbakar cemburu, dan berkata “Siapa lelaki itu?!” Fatimah menjawab dengan tenang, “Dia seorang pemuda yang sangat gagah lagi baik akhlaknya, aku sudah menyukainya sedari lama namanya Ali bin Abi Thallib” Seketika itu juga luluh lah hati seorang Ali bin Abi Thalib.

Kisah mereka memang ‘manis’ sekali. Siapapun yang diceritakan kisah ini pasti berpendapat sama. Bahkan jika ada ikhwah yang sedang merasakan cinta, kisah inilah yang diperkenalkan. Fatimah yang memendam rasa sekian lama, bahkan syaithan pun tak tahu isi hatinya. Luar biasa…

Aku sendiri suka dengan kisah ini. Tapi sebenarnya tidak semua kasus bisa disamakan dengan kisah Ali dan Fatimah.

Satu hari adik kelasku bercerita, dia menyukai seorang lelaki yang baik lalu dia ungkapkan perasaan itu. Si lelaki menyambut baik dan punya rencana untuk menuju pernikahan.

( Dalam Islam sebenarnya tidak ada pakem siapa yang harus mengatakan duluan. Harus lelaki kah, harus perempuan kah? Tidak ada. Islam memahami perasaan cinta sebagai anugerah, maka siapapun yang memiliki perasaan cinta itu dan memiliki niatan baik agar cintanya dibingkai dengan kesucian maka sah-sah saja untuk dikatakan. Tidak perduli lelaki atau perempuan. Hanya paham masyarakat kita saja yang menjadikannya tabu. Padahal aku sering bertanya pandangan lelaki tentang perempuan yang mengajak nikah duluan. Kata mereka biasa saja, malah sebagian besar menghormati wanita-wanita demikian. )

So, untuk kasus si adik ini tentu tidak lagi bisa memakai role model Ali dan Fatimah. Tentu Role Model-nya ada Muhammad dan Khadijah. Ketika terjadi bahwa si adik sudah mengatakannya, maka cara-cara yang dipakai adalah seperti yang Ibunda Khadijah RA lakukan.

Jadi, enggak semua kisah cinta Role Model-nya Ali dan Fatimah. Lihat kisah cinta kita seperti apa dan cari Role Model yang benar dalam Islam. Berapa banyak kisah-kisah romantis dalam Islam yang tidak merusak syari’at Islam.

Yang sudah sempat ngomong duluan, lihat saja Ibunda Khadijah dan Nabi Muhammad.

Yang usiannya terpaut cukup jauh, lihat dong keromantisan Aisyah RA dengan Nabi Muhammad.

Atau dulu sudah pernah pacaran tapi dalam hati kecil ingin mendapatkan lelaki sholeh? Tuh ada kisah Zulaikha dengan Nabi Yusuf… Zulaikha bisa berubah kan? Dan menjadi pendamping setia Nabi Yusuf.

Kalau ternyata pasangan susah dididik dan dibimbing? Yuk, lihat cara Nabi Ayyub mendidik istrinya.


Sudah komplit kok dalam Islam! Gak usah deh niru-niru cinta konyol nya Romeo dan Juliet, atau semacam Laila Majnuun. Tuh, kisah para Nabi dan Sahabat udah romantis…tis…tis… tanpa harus mengurangi kenikmatan dan kekhidmatan dari anugerah yang bernama cinta itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita