Mereka yang Lebih Kuat

Berada dan berdiri mengurus dua divisi di organisasi berbeda sungguh tidak mudah.
Seperti mengurus dua orang anak, yang keduanya harus diperhatikan dan diperlakukan dengan adil.
Aku tidak bisa pro pada satu divisi lalu meninggalkan divisi lain.
Harus berbagi hati?
YA! Pasti.
Berbagi waktu dan pengorbanan?
YA! Pasti.

Sebagai 'Ibu' kupikir aku haruslah menjadi yang terkuat bagi mereka. Saat mereka jatuh aku yang akan mengajak untuk bangkit. Aku yang akan rangkul saat mereka tidak bisa berdiri tegap.
Kupikir, sebagai 'Ibu' akulah yang harus tetap menjaga semangat dan ketangguhan mereka. Aku yang harus menjadi tameng terdepan menghalau semua masalah yang mungkin bisa menjatuhkan mereka.

Rupanya aku salah.
Mereka yang lebih kuat.
Ketika aku sedang jatuh, mereka yang mengerti dan memahami betul.
Mereka jauh lebih kuat dariku, karena masalah yang datang bisa mereka hadapi sendiri.
Tiba-tiba aku merasa harus sangat bersyukur kepada Allah, memiliki orang-orang yang tidak ikut jatuh saat aku jatuh. Yang tidak goyang saat aku goyang. Yang tidak lemah saat aku lemah.
Ketika perhatianku tak terbagi rata, mereka tetap menyelesaikannya sendiri.

Ahh, aku malu. Aku tak lebih kuat dari kalian.
Terima Kasih Ya Rabb, memberikanku orang-orang yang tetap meneguhkan.
Aku tahu, ini pertolongan-Mu, lewat hamba-hambaMu yang terpilih itu.

Jika aku ini 'Ibu' yang jahat kepadamu 'Nak', maka kau boleh mengutukku.
Jika aku ini 'Ibu' yang durhaka, maka dengan senang hati aku akan memecat diriku sendiri sebagai 'Ibumu'

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita