Awalnya Itu dari Hati

"Jagalah hati jangan kau kotori 
Jagalah hati lentera hidup ini 
Jagalah hati jangan kau nodai 
Jagalah hati cahaya Illahi"

Pasti udah pada enggak asing sama lirik itu kan?
Bener banget! Itu lirik Nasyid dari Snada-Jagalah Hati yang dipopulerkan sama Aa Gym juga dengan Manajemen Qolbu-nya

Potensi hati manusia sesungguhnya sangat luar biasa.
Ya! Semua ciptaan Allah Ta'ala memang luar biasa, kitanya aja yang kadang-kadang tidak meluarbiasakan potensi itu. Kalau kata pak Faqih N, motivator sekaligus da'i bahwa :

"EVERYBODY IS LIMITED EDITION"
Semua orang itu "limited edition"
Karena tidak ada di dunia ini orang yang sama persis, setiap pribadi adalah unik, setiap pribadi adalah spesial, setiap pribadi adalah yang terbaik.
Kalau setiap kita adalah yang terbaik, maka pantaslah kita persembahkan pula yang terbaik untuk pencipta kebaikan ini. Allah SWT.

Begitupun dengan hati.
HATI sesungguhnya bagian PALING JUJUR dari manusia. Sekalipun mulut kita berbohong, hati enggak pernah bisa bohong. Bener?
HATI juga bagian paling sensitif, paling perasa lebih dari sensitivisme syaraf.
Makanya banyak sekali hadits Rasulullah SAW yang menyuruh kita untuk menjaga hati. Itu bukan hal mudah sebab hati kita tidak selalu menyimpan kebenaran.
Banyak dari kita yang masih suka mengumpat, menyimpan dendam, memaki di dalam hatinya.
Sayang sekali, karena orang-orang itu telah membunuh hatinya sendiri! Membunuh dirinya sendiri!

Baru-baru ini sebuah penelitian menyebutkan bahwa setiap kali kita mengumpat atau membenci di dalam hati maka akan timbul satu titik hitam di hati kita. Semakin sering membenci maka semakin banyak titik-titik hitam itu. Jika titik hitam itu berkumpul banyak itulah yang akan membuat penyakit kanker hati! Naudzubillahi min dzalik...


Begitupun saat beribadah dan beraktivitas. Awalnya itu dari hatimu.
Aku juga merasakan hal yang sama makanya kemudian aku menuliskannya disini. Begini ceritanya :
Dulu, selesai Dai Muda aku banyak sekali diundang ceramah ke berbagai tempat. Dalam seminggu bisa ada beberapa panggilan ceramah sekaligus karena itupun bertepatan dengan bulan maulid. Karena sangat padat, aku jadi cepat lelah dan gampang stres. Perkuliahan pun sempat aku tinggalkan beberapa kali. Dalam hati aku berucap, "Ya Allah, semoga ini terakhir aku dipanggil ceramah..." itu kataku.
Bener! Setelah itu enggak ada lagi yang manggil ceramah. Aku tenang-tenang aja, waktu itu aku bener-bener mau fokus ke kuliah karena udah ketinggalan satu semester dan harus ngejar ketertinggalan itu.
Itu. Karena hati yang meminta.

Belakangan, aku merasa malu sendiri. Bukan apa-apa, rasanya untuk apa ilmu yang kupunya dipendam sendiri. Toh, malah tidak jadi berkah kan? Tidak bisa jadi amal jariyah juga.
Pelan-pelan aku buka hati buka diri.
Bismillah. Aku niatkan untuk berilmu dan menebar ilmu lagi. Alasannya aku sudah dewasa dan merasa bahwa di umurku ini aku harus mulai bertanggung jawab bukan untuk urusan pribadi saja tapi juga urusan orang banyak. Maslahatil Ummat.
Aku mulai merancang usaha-usaha yang ingin kulakukan, istilahnya semacam resolusi lah.
Nggak perduli mau disebut muluk-muluk atau ngimpi. Yang aku yakini cuma satu :

ALLAH AKAN MEMBANTU

Kalau perbuatan jahat aja kadang-kadang bisa sukses, apalagi perbuatan baik?
Yang dibantu setan aja bisa optimis, kenapa yang dibantu Allah harus pesimis?
Kan Allah juga pencipta setan, berarti Allah jauh lebih berkuasa atas setan.
Terus kenapa takut berbuat baik? Biar Allah yang jaga, biar Allah yang bantu.

Alhamdulillah, satu per satu jalan terbuka.
Keinginan dan potensiku berjalan di tempatnya masing-masing. Walaupun ada beberapa yang belum tersalur.
Aku bertemu dengan orang-orang yang bisa menghargai potensiku
Aku diberi kesempatan kerja di bidang yang aku suka
Dan usaha-usaha yang ku rancang diberi jalan oleh Allah dari tangan orang yang tidak disangka-sangka.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi rezeki kepadanya tanpa di sangka-sangka"
(Ath-Thalaaq : 2-3)

Stres juga?

Ya pasti ada. Tapi bisa diimbangi dengan rasa nikmat, rasa ikhlas dan rasa syukur.

"Fabiaayi 'alaai robbikuma tukadzdzibaan?"
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?


Semuanya berawal dari hati.
Seperti halnya doa yang paling cepat sampai adalah yang diucapkan dari hati
Seperti halnya keyakinan yang amat teguh ialah yang diyakini dari hati
Seperti pribadi darimu yang terpancar dari hati
Seperti perintah Rasul untuk menjaga hati

"Bila hati kian bersih 
Pikiranpun akan jernih 
Semangat hidup nan gigih 
Prestasi mudah diraih"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita