Santri Kangen Pondok

Kemarin baru main ke pesantren, nonton Panggung Gembira nya adek2 kelas.
Panggung Gembira ini semacam Pentas seni tapi besar-besaran. Ini menjadi sunnah pesantren setiap tahunnya. Abis nonton Panggung Gembira, aku jadi rindu masa-masa kelas 6.
Saat-saat terakhir sebelum jadi alumni.
Ternyata udah banyak yang berubah dari kita semua, dari pesantren juga.

Masa-masa terakhir di pesantren ituuu, sesuatu!
Kalau ditanya, masa apa yang paling ingin kuulang yaa masa2 di pesantren.
Saking serunya susah untuk menceritakan semuanya, karena dijamin bakal panjang banget.

So, i just post them...

Alumni ke-19 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Semua jumlahnya 234 orang. Nggak percaya? boleh hitung satu-satu

Ini dia angkatanku, namanya IKRH 619. Yang pasti kalau disuruh balik ke pesantren tapi tanpa mereka semua ya rasanya sama aja. Karena serunya itu pas bareng kawan-kawan semua,, :'(

Ada cerita lucunya juga nih, waktu dinyatakan naik ke kelas 6 kita semua berjumlah 234 orang. Angka cantik. Dan jarang banget ada yang dapat angka cantik gini (ya iyalah, kita manusia bukan nomor hape).
Biasanya, di akhir-akhir kelas 6 gini, rawan banget ada yang dikeluarkan sebelum tamat. Jadi untuk menjaga-jaga jumlahnya tetap 234, kita berusaha jangan bandel. Pro kontra pun berdatangan, ada ustadz yang tetap mempertahankan jumlah kami ini sampai tamat tapi ada sebagian lagi yang bilang kalau angka cantik itu enggak ada gunanya. Syukurnya angka ini tetap cantik sampai sekarang loh!

Yang ini namanya Amaliyah Tadris, semacam praktek mengajar. Karena semua alumni memang dipersiapkan untuk menjadi guru nantinya.

Aku punya cerita waktu amaliyah tadris ini, aku iseng-iseng milih pelajaran Al-Khot. Pikirku, enggak bakalan dikasih lah karena perempuan jarang dikasih ngajar Khot. Setibanya dipanggil KMI.... Hyaaa! Dapat Al-Khot beneran! Padahal Al-Khot itu terakhir diajarkan sama santriwati 7 tahun yang lalu. Akupun kembut buat i'dad (persiapan mengajar) karena enggak punya contoh dari senior. Alhamduillah, nilainya cukup baik kok.

Final Exam. Berharap nyontek atau ngopek? Ohh tidak bisa, menoleh kanan kiri aja udah serem ini!!!
Ujian Akhir kita. Saking banyaknya mata pelajaran yang diujikan, ujian ini sampai terbagi 3 gelombang. Kalau UN itu hanya menguji pelajaran kelas 1-3 saja, ujian akhir ini bisa menguji pelajaran dari kelas 1-6. Ohhoo~ Bisa bayangkan rumitnya? Tapi anehnya enggak sesulit yang dibayangkan loh!
Dulu aku hampir keluar dari pesantren karena takut menghadapi ujian gelombang, tapi aku berpikir "Senior-seniorkku dulu juga bisa kok, kenapa aku enggak?". Intinya, ujian gelombang ini enggak serem-serem amat kok.

Makan di dapur, lauknya dahsyat! :D

Makan di dapur juga kenang-kenangan yang paaaling nggak bisa dilupakan. Karena mulai dari cara makannya sampai lauknya itu enggak bisa ditemuin di luar pesantren. Lauknya aja unik, loh! Memang nggak ada semacam makanan restoran, disini makann didominasi oleh 3T (Tahu, Tempe, Telur). Terus 2 kali seminggu ada ayam, kadang-kadang pakai buah. TAPI yang aku yakin enggak bisa dilupakan adalah KENTUCKY RAUDHAH!!! Hehe, mau tau apa isinya? Cuma nasi putih biasa, dengan daun ubi + terong telunjuk rebus, ikan asin DAN sambalnya yang enaaaak banget! Aneh kan? Menu ini biasa banget, tapi setiap menu ini selalu rame yang makan. Kadang-kadang sampai ada yang ngebungkus bawa pulang ke kamar. Hehe...

Ya itulah, sebagian rutinitas yang dikangenin.
I miss you, friend... we are family, alright? :')





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Menghayati Lagu Cicak di Dinding