Jangan Tertawakan Impian Menikahku



Pertama kalinya terpikir untuk nikah muda itu waktu duduk di bangku Aliyah, tepatnya di kelas XI. Apa yang membuat aku memutuskan untuk nikah muda? Banyak!

Pertama, aku banyak membaca buku-buku yang memotivasi untuk enggak pacaran sampai nikah. Awalnya aku ngetawain buku-buku ini karena menurutku mustahil orang nggak pacaran. Tapi akhirnya buku-buku sejenis ini jadi santapan lezatku. Dan MAHA BESAR ALLAH, yang nunjukin aku untuk ngebaca buku itu dalam waktu berdekatan.

"Cuma baca buku doang kale, Put..."

Iya memang cuma baca buku, tapi aku yakin kalau bukan karena kehendak Allah, aku enggak akan 'berjodoh' sama buku-buku ini plus enggak akan bisa kubaca pada saat yang tepat. Saat Allah ingin membalikkan hati dan pikiranku saat itu. Alhamdulillah.
Buku-buku yang aku baca itu antara lain,
"Proklamirkan pernikahan, bukan pacaran
          






RECOMMENDED. Buat kalian yang pengen masa mudanya berisi hal-hal yang bermanfaat. Banyak lagi sebenarnya, tapi yang really inspire yaa dua ini.

Kedua, banyak orang yang jauh lebih bahagia dengan menikah. Sebaliknya, banyak orang yang terluka karena berpacaran. Mau bukti? Ini bukan 'cakap kaleng-kaleng' loh! Banyak temen-temen yang pernah pacaran hanya berakhir dengan patah hati, terhkhianati, kasih tak sampai, halah! Saking banyaknya bisa jadi lirik lagu deh curhatannya.

Pernah nih, suatu hari waktu aku mau jalan ke kelas aku liat seorang perempuan berjilbab yang (maaf) cukup bad look secara fisik. Sepintas, mirip Betty La Fea. Enggak ngejek loh ini beneran. Tiba-tiba dalam hati aku terbersit (dihasut syetan, deh) "Siapa yang mau ya sama dia?" (buru-buru istighfar).
Beberapa hari kemudian, aku main-main di tempat penitipan anak sekaligus PAUD di depan pesantrenku kan... Terus ada anak cewek kecil yang imutnya ampuuuun deh! Selain imut, anak ini ramah, pintar terus dewasa banget. Aku ajak dia cerita. Tiba-tiba gurunya manggil, sebut saja namanya Tika. "Tika, mamanya udah dateng itu". Anak ini pun lari, dan tahu siapa mamanya? IBU YANG SEMPAT AKU SUUDZHON-IN ITU! Aku bengong. Dan semuanya mematahkan pikiranku. Satu lagi, tau suaminya? Lelaki yang di mata semua wanita Perfecto! Tampan, sholih, kaya, sukses. Beruntung banget kan ibu itu? *ngences

Seketika itu aku mantap dengan ayat Qur'an yang berbunyi

"Lelaki baik untuk perempuan yang baik"

Si ibu itu memang pantes kok, setelah aku tahu banyak tentang dia pada akhirnya.

Ketiga, menikah adalah ibadah. Segala sesuatu jadi ibadah. Bahkan cemburu pun bisa jadi ibadah jika mencari ridho Allah. Duh, manisnya pernikahan... Memang sih, kata orang "Pernikahan itu tak seindah yang kau bayangkan". Iya, tapi "Pacaran itu jauh lebih menyeramkan" -____-"
Aku enggak memungkiri kadang suka cemburu melihat yang berpasangan. Sampe sendal berpasangan dicemburuin, Put? Yang itu enggak lah... Nabi Adam AS dulu juga cemburu liat penghuni surga berpasang-pasangan kan? Dibilang pengen sayang-menyayangi, ya pengen lah... Tapi sayangnya Allah Ta'ala masih lebih besar, karena itu masih Dia jaga kesucianku sampai saat ini. Thank's God! :')

Banyak yang ngetawain, Put?
Iyyaaa, buanyaak banget sumpah! Ciyus? Miapah?
Hampir semua temanku ngejek, kalau udah bahas-bahas pernikahan pasti langsung delik ke arahku
"Tuh soal nikah, Put. Bagianmu lah..." atau "Ini dosen ngomong nikah aja, cocok ni sama si Putri"

Yaa, cukup kebal lah sama ketawaan-ketawaan orang. Yang penting aku cuma mau bilang
I'M PROUD TO SAY THAT I'M SINGLE NOW! DAN AKAN HALAL PADA WAKTUNYA!!!
^_^

Komentar

  1. Salut sama ibu yang satu ini.Tulisannya enak, ngeflow untuk dibaca.. keep goin' :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita