Cerdas dengan Internet


Teknologi internet bagai dua sisi mata pisau. Yang satu bisa memotong benda yang kita inginkan dan sisi lainnya bisa saja melukai diri sendiri. Artinya, ketika kita ingin memafaatkan internet sebagai wadah untuk ‘menyehatkan’ diri, sungguh sangat besar peluang yang ada.

Satu hari dosen Komunikasi saya bertanya, “Kok, penggunaan internet di Indonesia ini dibatasi ya? Padahal kalau saya di Malaysia, Amerika, Dubai, internetnya tuh nggak pakai loading. Cepat sekali… Eh, giliran saya disini susahnya minta ampun”, ceritanya. Kebetulan si dosen ini adalah orang yang jarang berada di tanah air. Dia juga banyak melakukan penelitian tentang perkembangan teknologi dan komunikasi di berbagai Negara. Dan dari hasil penelitiannya Indonesia berada di level 7 dari 10 kategori di dunia.

Penempatan Indonesia berada di nomor 7 dihitung dari jumlah computer per rumah. Faktanya, di Negara-negara maju Amerika di setiap rumah ada lebih dari 3 unit computer. Bahkan di setiap kamar ada computer. Sedangkan Indonesia, kepemilikan computer saja masih belum mencapai 50%. Maka wajarlah Indonesia miskin informasi. Begitu menurutnya.

Keberadaan warung internet atau warnet pun sama sekali tidak menjadi solusi. Karena kebanyakan penggunanya memilih untuk mengakses hal yang tidak baik ketimbang hal yang bermanfaat. Sebuah gambaran dari rendahnya pendidikan bangsa ini. Luasnya dunia maya malah dimanfaatkan untuk mengakses video porno (sebagai kasus terberat dari dunia maya), penculikan, penipuan, dan kelakuan picik lainnya. Saat itu saya berpikir, bagaimana lagi kalau akses internet di Indonesia sebagus koneksi internet di Amerika? Bisa-bisa toko-toko CD di Negara ini penuh dengan film-film ‘blue’ ala Maria Ozawa. Atau, warnet berubah fungsi menjadi Game Shop? Hah, pasti masalah yang muncul semakin membuat Tifatul Sembiring ‘galau’ di Twitter.

Kesadaran untuk menggalakkan internet sehat sebenarnya adalah sebuah solusi cerdas untuk menghadapi keganasan dunia maya saat ini. Bayangkan, kita bisa menyentuh belahan dunia manapun hanya dengan sebuah ‘klik’. Kalau saja kesempatan ini dapat dibaca dengan baik oleh pengguna internet maka bermacam ilmu pengetahuan dapat berpindah tangan dalam sekejap.

Saya termasuk orang yang ‘terpaksa’ tahu internet. Dulu, untuk membuka Mozilla Firefox saja saya tidak bisa. Ini saking tidak tertariknya pada internet. Ketika disuruh mengirim email pun saya menolak dan lebih memilih transfer lewat flashdisk saja. Karena saya juga tidak paham menggunakan email. Hingga akhirnya saya bergabung di satu organisasi yang mewajibkan setiap anggotanya untuk melek media plus haus informasi. Dari situlah kemudian saya mulai tertarik pada internet. Dan sejak itu informasi yang saya terima jauh lebih luas sehingga apapun pembahasan ataupun pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman saya, pun tidak sulit bagi saya untuk menjawabnya.

Sebagai akses dunia tanpa batas, internet menyediakan berbagai macam informasi yang luar biasa banyaknya. Solusi dari pengunaan internet sehat adalah :

  1. Membentengi diri sendiri dengan kesadaran berinternet sehat.
Adalah kesadaran, hal paling penting untuk berinternet sehat. Sebab, kalau tidak dari diri sendiri apalah gunanya larangan dan anjuran internet sehat.

  1. Memasang pengaman akses untuk mencegah penerimaan informasi yang tidak baik.
Banyak aplikasi untuk membatasi akses informasi yang kita terima. Yang paling mudah adalah saat mencari di Google kita bisa mengaktifkan Telusur Aman. Terkadang saat mencari informasi bagus pun bisa saja situs yang tidak benar menyelinap.

  1. Menggunakan internet tidak lebih dari batas wajar.
Jangan sampai penguna mengalami kecanduan internet dengan pemakaian di atas 6 jam per hari. Sebab, keadaan ini akan menimbulkan gejala kurang pergaulan (kuper), anti-sosial, hingga orang dengan imajinasi tinggi.

  1. Buatlah daftar kebutuhan sebelum mengakses internet.
Menulis kebutuhan akses sebelum menggunakan internet adalah solusi dari pemakaian waktu secara berlebihan, listrik serta biaya yang digunakan. Dengan membuat daftar kebutuhan, kita bisa memilih situs yang akan dikunjungi serta informasi apa yang kita butuhkan.


Indonesia adalah Negara pengakses internet terbesar. Buktinya saja, kita adalah pengguna Twitter terbanyak di dunia, belum lagi dengan Facebook yang anak SD saja sudah punya dan berbagai jejaring social lainnya. Seharusnya dengan akses sebesar ini, informasi yang kita dapatkan jauh lebih banyak dan jauh mencerdaskan anak bangsa. Buktinya, sekarang ini semiskin apapun orang toh sudah punya handphone. Dan handphone zaman sekarang sudah dilengkapi dengan aplikasi internet. Kesadaran cerdas degan internet sehat seharusnya bisa memperbaiki kebobrokan pendidikan bangsa ini. Asal dimulai dari diri sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertemanlah Seperti Rata-Rata Air

Jangan Suka PHP Orang, Ini Denda yang Harus Dibayar!

Barbie Berjilbab, Potret Muslimah Kita