Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Saladin Omar

Shalahuddin Umar, sebuah nama yang kusimpankan untukmu wahai Sang Pembebas yang Gagah. Dari darahku ingin kusiapkan engkau menjadi generasi pembebas Baitul Maqdis. Dari darahku ingin kusiapkan engkau yang gagah berani dalam kebenaran Yaa Shalahuddin, Aku tahu bahwa diriku belum lagi baik, jauh dari sempurna. Tetapi wahai Shalahuddin, semoga keinginan dan kerinduan bertemu engkau, menjadi pengingat yang baik bagi diriku Bukan aku tak tahu diri Tapi jika meminta surga saja kita berani, mengapa memintakan engkau menjadi Sang Pembebas saja aku ragu? Wahai Shalahuddin, Kusimpankan sebait nama ini untukmu

From His Side

Belakangan aku sering merenung tentang apa yang sebenarnya orang-orang rasakan tentang hidup orang lain. Ya, orang lain Seperti saat kita melihat orang yang kelihatannya lebih sukses, lebih bahagia, lebih dicurahi banyak cinta, seperti sempurna Pertanyaan itu muncul seiring dengan kekhawatiranku tentang 'Apakah hidupku menjadi potensi iri dalam hati orang lain'? Jadi aku berhenti (setidaknya mengurangi) berbagi cerita baik seperti yang kulakukan dulu Bukan apa-apa, zaman sekarang potensi penyakit hati semakin banyak seiring terbukanya informasi Tapi dari semua itu, kalimat ajaib yang kugaungkan saat melihat nikmat hidup orang lain adalah, "Kamu tidak tahu masalah apa yang tengah dia hadapi" "Jika kau tertinggal dalam urusan dunia, maka unggulilah dia dalam urusan akhirat" "Yang di sisi Allah itu lebih baik" Ya, yang di sisi Allah. Dari sisi-Nya. Ketika teman-teman menikah lalu berkeluarga, kubisikkan kepada hati "M

[Blocked]

Ketika menuju tengah malam HP tiba-tiba bootloop sementara data kerjaan maish disana Ketika berusaha cari solusi lewat Google search tiba-tiba WiFinya nggak mau nyambung Di hari yang sama Ayah ulang tahun dan nggak bisa ngucapin selamat karena HP nggak nyala Akhirnya minjem HP temen dan harus nyari contact Ayah dulu di email karena nomor yang baru nggak hapal kecuali ujungnya Udah selesai urusan ngucapin ultah, pengen curhat gegara masih bete Pas buka Tumblr, ternyata Tumblr diblokir. Dan segala-gala jenis curhatan (termasuk cerita manis) masih ada disana Di saat itu aku ngerasa... Tuhan~~ Rasanya seperti disuruh uzlah! 'Diputus' dengan sengaja dari 'dunia' ngebuat aku sadar mungkin selama ini terlalu bergantung sama kecanggihan teknologi yang apa-apa bisa dibackup dan dijadikan rujukan 'Diputus' dari sarana curhat menyadarkan aku juga bahwa sebaik-baik curhat cuma ke Allah walaupun seringkali ngerasa "lebih lucu" kalau dibuat ceri

Kerja Bikin Capek?

Gambar
21.31 disini. Di ruangan yang dingin karena ACnya hanya kunikmati sendirian. Dua rekan tak masuk, mungkin lelah selepas event. Di samping kiri bertumpuk laporan keuangan yang baru masuk dan laporan bulan-bulan sebelumnya. Belum lagi surat permintaan ini-itu. Kukatakan ini sebagai Kerja dua puluh tangan yang dikerjakan dua tangan. Seluruh waktu dan perhatian nyaris tersedot untuk dibagi-bagi. Hampir tak ada waktu untuk diri sendiri. Yeah, this is my world! Sebenarnya aku hampir-hampir menyerah. Diberikan amanah di ranah yang 'nggak gue banget' atau lebih tepatnya 'gue nggak suka' bisa dibilang banyak berantemnya sama diri sendiri. Kadang tersirat juga sesuatu seperti "I want another world, i want my world." Tapi mamak dan ayah bilang, "Semua masalah dalam kerjaan itu adalah ilmu. Kalau kita berhasil lewati maka kita kuat. Jangan mundur, apalagi sampai menyerah. Kalau penggantimu tidak lebih baik darimu, kau berdosa. Makanya, selama kau disuruh berad