Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

Tanpa Rasa

Rangka tubuh seketika lumpuh Air mata membeku sudah Bunyi nafas satu-satu Menyatu dengan denting pilu Akulah dedaunan di musim gugur Kering tak dilirik, gugur tak dilihat Akulah api di tengah badai matahari Marak tak disuka, padam tak dirasa Biar kehidupan kosong tak bernyawa Denting pilu temani kesepian jiwa Sudah hidup tak ada warna Sudah hancur tak ada guna Lalu lalang manusia di penghujung senja Menutup cerita yang biasa saja

Jika Hujan Turun Lagi (Matahari Pulang II)

Dulu aku pernah berharap matahari pulang Menyisakan sedikit cahayanya Untuk memberiku sebuah kehidupan Kata mereka matahari sudah pulang Tapi aku diam saja tengkurap tak berdaya Nanti jika hujan turun Kabari aku, Kawan Aku ingin menari bersama mendung Dan kelabunya awan Sembari menunggu pelangi Aku akan segera berlari Terlelap lagi dalam mimpi Nanti jika hujan turun lagi Panggil aku, Kawan Aku ingin merasakan hantaman hujan Yang membuat syarafku tersadar Bahwa aku ini, Kecil… Tak boleh banyak bermimpi Aku takut melihat matahari Sinarnya yang dulu cerah kini mengganas Siap membuatku kering dan tak berdaya Dan bila nanti hujan tak pernah turun lagi Kubur aku dalam kehampaan Bersama asa yang kosong

Matahari Pulang

Ranting kering mulai bercabang Sedikit demi sedikit ia mulai berdaun Pohon ini belum lagi bertunas Namun hilang ditelan masa Manalah mungkin tak ada matahari Sepanjang tahun akankah gelap dan dingin yang menemani Pulanglah ke peraduan Ranting kering menunggumu

Hidup Kita Indah

Kita mungkin terlalu banyak menangis Hingga lupa bisa tertawa Bukankah hati ini dua sisi Lantas masihkah kita berdiam diri Bukalah mata sekejap saja Lihat, masih ada cahaya Berhentilah menangis Hidup terlalu indah untuk ditangisi Hitam mungkin pernah menyinggahi Namun, lupakah kau hidup ini terlahir suci Putih… Matahari pun slalu berbagi sinarnya Tak memilih siapa yang ingin ia sinari Bintang pun bersedia kau nikmati Tak lantas ia sembunyikan cahayanya Bangkitlah… Hidup ini indah

Goresan Luka

Tuliskan kisah ini di atas guratan kulit yang mencoklat Dengan berpenakan mata pisau dan lumuran darah Tuliskan kisah ini di atas lekuk wajahmu Dengan anak panah yang bersih telanjang Tiada lagi kisah berjudul persaudaraan Hans dan Grettel saling membunuh berebut rumah permen Tiga babi kecil kini berperang tak lagi tinggal serumah Tujuh bidadari Jaka Tarub menyimpan iri atas kecantikan saudaranya Dan kita, saling menyakiti setelah dulu pernah saling percaya Diam! Kuminta mulutmu berhenti berbicara Jangan bicara tentang keluarga! Jangan bicara tentang saudara! Kita hanya punya kemunafikan, kebencian, dendam Itu saja… Tuliskan kisah ini Kisah berjudul goresan luka

Balada Anak Adam

Kisah panjang anak Adam Sepanjang berputarnya bumi Kadang tak jadi ingatan dalam sanubari Sekali lagi Sang waktu dicurangi Dosa yang sama terulang kembali Tanah ini tanah nurani Seharusnya yang bicara masih hati Tapi nafsu membutakannya Dendam sang Iblis belum selesai Akan banyak dosa yang terulang kembali Setan tak kenal kompromi Sama halnya dengan Tuhan Yang takkan memberi dispenisasi Pabila kehinaan itu terulang kembali Pulanglah… Jalan kita berpelita Bukan yang hina dina

Teman-Teman Luar Biasa (Trip to SLB)

Gambar
                Aku nggak ngerti kenapa mereka disebut luar biasa. Yang pernah aku dengar itu sebagai suatu penghargaan terhadap  mereka, jadi mereka dianggap luar biasa agar tidak mengecilkan mereka. Hebat! Satu kata buat mereka. Jujur, aku salut dengan ketegaran dan ketabahan mereka.                 Hari ini, untuk pertama kalinya aku menghadapi teman-teman luar biasa itu. Awalnya aku takut, karena selama ini aku menganggap mereka liar, tidak punya aturan, nakal, dan prasangka negative lainnya. Ternyata aku salah, mereka malah sopan, manut, taat… salut deh! Walau hanya beberapa jam aku disana.                 Dimulai dengan kelas tuna grahita,  mereka ini yang bisa disebut cacat mental atau idiot. Ketika kami masuk mereka semua melihat kami, mungkin heran apa yang sedang kami lakukan. Tubuh mereka jauh lebih besar daripada kami. Jika dilihat sekilas mereka itu seperti anak-anak kebanyakan. Menghadapi teman-temanku yang ini seperti menghadapi anak TK atau balita. Mereka memang

Cerita Aneh Hasil Durasi Paksa 10 Menit

Cerita ini aku buat beberapa waktu lalu saat mengikuti seminar Learn from the Expert with Raditya Dika. Kebetulan aku dan dua orang lainnya mendapat kesempatan untuk ikut lomba nulis singkat setelah diberi materi oleh Radit. Bayangin! Dalam waktu 10 menit kita harus ngebuat satu cerita yang sesuai sama apa yang udah pemateri sampaikan terus dipresentasikan depan seluruh peserta seminar. Brak!! Syukurnya dapat juara 2 hadiahnya.... Lumayan banget lah pokoknya. Dan, TARAAAAA!!! Inilah hasilnya... (MIMPI NIKAH MUDA) Aku selalu punya mimpi buat nikah muda, buat aku nikah muda tu indah banget. Kadang-kadang aku dapetin cacian dari orang-orang, terus dilemparin batu, tanah, lumpur sampe akhirnya aku lari ke gua dan dapat wahyu disana. Aku sering nghayalin betapa indahnya nikah muda, ngebangun keluarga yang indah punya keluarga yang rame dimana kalo ngumpul tuh kayak wirid yasin jum`atan atau massa yang lagi nuntut di kongres PSSI. Rame lah pokoknya… Masalahnya, aku gak punya calon sa

Bukan Ini Jalannya, Sobat...

Gambar
Hari masih lagi gelap, sayup-sayup terdengar suara kokok ayam saling bersahutan berbaur dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur`an. Seolah ayam pun bertasbih kepada-Nya bersama dengan alam semesta. Aku terbangun, masih dalam keadaan setengah sadar kuperhatikan teman-temanku satu persatu. Wajah mereka tampak lelah sekali. Maklumlah tadi malam kami semua sahirallayali menghapal pelajaran untuk menghadapi ujian pertengahan tahun yang sebentar lagi akan tiba. Aku bangkit dan segera mengganti baju sholat dan sarungku untuk segera pergi ke mesjid. Kuguncang satu persatu tubuh teman-temanku untuk segera bersiap sholat subuh di mesjid. Kini kamar mulai ramai, masing-masing bersiap diri kecuali satu orang lagi yang sama sekali tak berkutik walau sangkakala sudah ditiup. Begitu kami menyebutnya. Raffa namanya. Kuguncang tubuh jenjang dan putih itu tapi tak sedikitpun reaksi yang ia berikan. Kutarik sarung yang menyelimuti tubuhnya. 'Hhh…bahkan ia tak sempat mengganti pakaian tidur' pi

Masihkah Ada Hati?

Gambar
 Ketika persahabatan tak lagi bercerita tentang kepercayaan Yang tersisa hanya memanfaatkan dan dimanfaatkan Ketika persaudaraan tak lagi bercerita tentang kasih dan sayang Yang tersisa hanya soal harta dan nominal Coba tanyakan pada hati yang terluka Mereka masih punya kesedihan dan kesakitan Lalu tanyakan pada hati yang membenci Dunia ini bagai ranjau yang siap hancurkan nuraninya Tanyakan pada hatimu Hati kita semua Adakah sebaris kata yang ia punya? Masihkah ia bisa menjawab?

Cerita Anak Perantauan

Gambar
Pintu besi berjeruji menutupi senja yang oranye Mencoba hilangkan semua keindahan Hanya senandung rintih yang mulai terdengar Kami ini anak perantauan Malam merambat Jenuh mulai merayapi kesunyian Hanya hening dan dingin yang menemani Beserta kasur batu yang membisu Jangankan melihat ramainya lampu jalanan Redup lampu kamar ini sudah cukup ku syukuri Mana ada mimpi punya kasur Sekedar bisa tidur pun jadi Aku ini anak perantauan Kala bulan sembunyi malu-malu Tafakur seorang diri Terbayang kembali jalan hitam itu Menutup mata hati dan nurani Aku terkurung di balik sini Di antara tembok-tembok yang tinggi Anganku terpenjara Dengan kenyataan yang tak begitu indah Aku rindu bau angin Yang merasuk jauh ke dalam hati yang dingin Mungkin harus beginilah hidup Karena perjalanan tak mungkin tak berbatu Catatan untuk sahabat-sahabatku di Lapas Anak Klas II - Tanjung Gusta, Medan